Kastara.id, Lombok — Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Tim Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) Kemenpar terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam penanganan wisatawan pasca bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8) kemarin.

Hari ini (06/08) Tim MKK Kemenpar yang dipimpin Kepala Biro Komunikasi Pubik Kemenpar Guntur Sakti telah tiba di Lombok untuk memberikan dukungan layanan informasi untuk wisatawan serta memastikan layanan akomodasi dan transportasi untuk wisatawan tertangani dengan baik, khususnya terkait 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas).

Gerak cepat Kemenpar ini juga sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para wisatawan yang sedang berada di Lombok saat gempa bumi terjadi. “Saya pesan kepada Menko Polhukam agar penanganan turis ini juga dilakukan sebaik-baiknya. Jangan sampai ada pelayanan yang kurang terutama dalam rangka pengaturan jadwal penerbangan,” kata Presiden Jokowi sebelumnya.

Kemenpar telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Pelni, dan TNI dalam pelaksanaan evakuasi wisatawan di Lombok, khususnya di Kepulauan Gili (Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno). Kemenhub telah mengerahkan enam kapal untuk membantu evakuasi korban gempa Lombok, di antaranya tiga KMP Dharma Rucitra dan tiga Kapal Dharma Kencana yang membantu evakuasi wisatawan di Kepulauan Gili. Selain itu, Evakuasi juga dilakukan dengan mengarahkan empat kapal Polda, tiga kapal Pelni, dua kapal Mabes Polri dan dua kapal TNI AL.

Kemenpar juga telah berkoordinasi dengan Garuda Indonesia yang telah menambah extra flight dan mengganti aircraft yang lebih besar pada dua penerbangan hari ini guna melayani wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang terjebak di Lombok. Bandara Internasional Lombok juga terus akan beroperasi selama 24 jam penuh pada hari ini (6/8) untuk mengantisipasi penambahan pesawat ke mancanegara.

Kemenpar berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah menjadikan Kantor Dinas Pariwisata Lombok sebagai posko pelayanan wisatawan. Melalui Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok, Kemenpar telah menyediakan lima unit bus untuk evakuasi wisatawan ke tempat yang telah diatur oleh tim Angkatan Laut dan dari Gili Terawangan, sejumlah 1.870 orang sudah dapat diangkut ke Pelabuhan Bangsal.

Terpantau hingga pukul 14.30 WITA, 358 wisatawan yang terdiri dari 208 wisman 150 wisnus telah dievakuasi. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berharap evakuasi 1000 lebih wisatawan dan warga dari Kepulauan Gili akan dituntaskan hari ini (6/8), yang juga menjadi komitmen bersama Menpar Arief Yahya, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Kabasarnas Marskal Muda TNI M. Syaugi.

“Pengantaran para wisatawan dari Gili ke Pulau Lombok diharapkan dapat dituntaskan hari ini. Beberapa kapal dengan ukuran cukup besar mulai mendekati Gili,” kata Menpar Arief Yahya yang terus memantau dari Jakarta.

Kemenpar juga terus berkoordinasi dengan instansi dan badan penganggulangan bencana untuk dapat memberikan informasi yang valid bagi wisatawan. Kemenpar bersama dengan Bali Tourism Hospitality (BTH) secara berkala mengeluarkan pernyataan resmi (official statement) tentang kondisi Bali pasca gempa, agar wisatawan di Bali atau yang akan berkunjung ke Bali mendapatkan informasi yang tepat. Apalagi telah banyak berita hoax yang beredar di internet seperti isu tsunami yang menimbulkan kepanikan wisatawan di Kepulauan Gili, padahal peringatan potensi tsunami telah dicabut oleh BNPB sejak semalam (5/8).

Untuk mengantisipasi hal serupa, Tim MKK Kemenpar dan GenPI terus mengakomodasi dan menyebarkan informasi yang valid bagi wisatawan, salah satunya melalui hashtag #GenpiPeduliGempa di media sosial.

Menpar Arief Yahya berterima kasih kepada berbagai pihak terkait atas respons cepatnya membantu kelancaran penanganan wisatawan pada bencana gempa bumi di Lombok kali ini. Ini sekaligus membuktikan kepada dunia bahwa safety and security dalam manajemen krisis kepariwisataan Indonesia semakin kuat. “Inilah yang sering kami sebut Indonesia Incorporated,” jelasnya singkat.

“Wisatawan akan semakin pede berwisata ke Lombok, Bali, Indonesia karena saat terjadi peristiwa darurat, wisatawan selalu mendapatkan pelayanan prima, terutama pada 3A yaitu akses, amenitas, dan aksesibilitas,” kata Menpar Arief Yahya.

Gempa bumi di Lombok terjadi pada Minggu (5/8) malam dengan kekuatan 6,9 skala richter yang mengakibatkan 82 orang meninggal dunia, ratusan orang terluka, dan 1000 lebih wisatawan harus dievakuasi dari Kepulauan Gili. (hero)