Festival Ciletuh

Kastara.id, Jakarta – Taman alam batuan tua Ciletuh, di Pelabuhan Ratu menghelat festival selancar berskala dunia selama dua hari, mulai dari 14 sampai 15 Oktober 2017 mendatang. Gelaran ini bertajuk “Cimaja Geosurf Challenge, Our Amazing Adventure.”

Kawasan ini masuk dalam daftar Geopark Dunia dari UNESCO. Taman alam batuan tua Ciletuh, membentang menyerupai amfiteater raksasa mirip seperti tapal kuda dan menghadap langsung ke Samudera Hindia .

Validasi Ciletuh-Palabuhan Ratu Geopark sudah berlangsung 1-4 Agustus 2017 oleh Asesor UNESCO Alexandru Andrassanu dan Soojae Lee didampingi oleh observer Hanang Samodra. Hasil observasi tersebut menjadi topik bahasan dalam Asia Pacific Geopark Network Symposium ke-5 di China dan akan dilanjutkan ke sidang UNESCO April 2018. Sedangkan untuk penetapan, menunggu September 2018 bertepatan dengan UNESCO Global Geopark Symposium.

Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangannya, Jumat (6/10) menjelaskan, atraksi surfing menjadi salah satu agenda wisata andalan untuk menjual Ciletuh ke dunia. Jurus 3A terdiri dari akses, atraksi, dan amenitas untuk membangun destinasi wisata harus terus bergulir. Tiga A itu, kata dia, saling terkait, saling terkoneksi satu dengan yang lain.

“Atraksi Ciletuh sebagai geopark, luar biasa! kelas dunia, tapi akses menuju ke Ciletuh masih susah, enam jam dari Bandung, itu terlalu jauh dan lama waktu tempuhnya,” seru Arief.

Lebih lanjut dikatakannya, bila ingin menjadi global player, selain akses harus dibenahi, juga dari sisi Amenitas. sekarang hotel, resort, homestay, berbintang 4-5 masih belum siap. Sementara kalau ingin menjadi global player, harus siap menggunakan global standart.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Ida Hernida menjelaskan, Cimaja Geosurf Challenge, Our Amazing Adventure untuk mendorong promosi dan destinasi wisata di Ciletuh.

“Kami terus realisasikan dukungan terhadap komitmen pencapaian kepada UNESCO Global Geopark (UGG), di mana dengan kejuaraan surfing internasional ini akan lebih mendorong promosi dan kualitas wisata Ciletuh-Palabuhanratu sebagai kawasan geopark dunia,” papar Ida Hernida.

Peselancar dari Eropa, Amerika Serikat, dan Asia ambil bagian dalam festival selancar ini. Indonesia sendiri mengirimkan 14 peselancar dari Bali, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatera Selatan, sampai Yogyakarta. Bahkan, tuan rumah Jawa Barat mengikutsertakan 35 surfer advance mayoritas peselancar dari Kabupaten Sukabumi.

Ida melanjutkan, spot surfing di Ciletuh ini telah mendunia, memiliki daya tarik pantai eksotis berupa hamparan aluvial dengan batuan alam bulat-bulat lonjong di sepanjang pantai. Pantai Cimaja sekaligus ‘surga’ bagi para surfer lantaran memiliki ombak point break secara simultan sepanjang tahun.

Selain Pantai Cimaja, Indonesia memiliki spot surfing bertaraf dunia lain seperti di Pantai Ombak Tujuh, Cipaku (Ujung Genting), Loji Beach Break, Citepus, Karang Naya (Samudra Beach), Karang Papak (Sunset Beach), dan Karanghawu.

Sedangkan pantai-pantai lain dengan ombak point break antara lain Haurber Point (Ujunggenteng), Mama’s Point (Ujunggenteng), Turtle Beach (Ujunggenteng), Ombak Tujuh, Loji Point, Karang Sari, Cimaja,  Indocator, Pajagan Point, dan Karang Haji.

Selain lomba surfing, panitia menghelat kegiatan dengan melibatkan komunitas surfing, komunitas pencinta lingkungan, komunitas jeep, komunitas perahu, komunitas budaya, komunitas Balawista, asosiasi pariwisata, siswa dari sekolah umum maupun kejuruan pariwisata, PKK berupa kegiatan Etalase AGAT2017, Geoculture Show, Sinarresmi Geoculture Visit, Mangrove Conservation, Beach Clean Up Challenge, AGAT2017 Instagram Challenge, AGAT2017 Photo and Writing Challenge dan AGAT2017 Kids Activities Programs

Presiden Joko Widodo pernah berjanji mempercepat penyelesaian pembangunan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) pada 2019, selain Tol Jakarta-Bogor-Palabuhanratu (Jagoratu) untuk memudahkan akses pengunjung asing atau lokal ke Ciletuh.

Apabila Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi selesai, waktu tempuh menuju ke Sukabumi akan semakin pendek. Selain itu, rencana pembangunan bandara di Citarate atau Cikembar bisa direalisaikan, ini akan semakin membuat Gepark Ciletuh mendunia. (nad)