Pilpres 2024

Kastara.ID, Jakarta – Bakal Calon Presiden dari Gerindra Prabowo Subianto kembali diserang dengan isu pelanggaran HAM masa lalu.

Isu tersebut menjadi perhatian Penganat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M Jamiluddin Ritonga, dalam sebuah kesempatan kepada Kastara.ID, Ahad (7/5) siang.

Menurutnya, isu itu berulang mengemuka di saat mendekati Pilpres. Isu itu tampaknya sengaja dimunculkan lagi untuk menyudutkan Prabowo.

“Upaya menyudutkan Prabowo dengan Isu pelanggaran HAM itu termasuk kampanye negatif, bukan kampanye hitam. Karena itu, kampanye negatif pada umumnya dilandasi oleh fakta dan data yang akurat,” ungkap Jamil.

Sedangkan kampanye hitam merupakan kampanye tanpa didasari oleh fakta dan data yang akurat. Karena itu, kampanye hitam cenderung mengarah pada fitnah yang bertujuan untuk menghancurkan reputasi seseorang.

“Jadi, serangan terhadap Prabowo terkait Isu pelanggaran HAM memang kerap dalam rana abu-abu. Karena itu, pelaku yang menyerang sulit ditindak secara hukum,” imbuhnya.

Namun demikian, upaya menyerang Prabowo di saat mendekati Pilpres memang terkesan mengabaikan etika politik. Isu itu sengaja dipelihara untuk diluncurkan di saat yang tepat.

“Pihak-pihak yang menyerang Prabowo memang tak menginginkan kasus isu pelanggaran HAM itu tuntas. Bagi mereka, isu itu dibiarkan mengambang untuk menyandera Prabowo secara politis,” tandas pengamat yang juga mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Hal itu tentu merepotkan bagi Prabowo dalam setiap ingin nyapres. Reputasinya terus digoyang dengan isu daur ulang tersebut.

“Jadi, Prabowo harus kembali menjelaskan duduk persoalan isu pelanggaran HAM yang dituduhkan kepadanya. Kalau hal itu tidak dituntaskan, maka peluangnya untuk menang pada Pilpres 2024 tampaknya akan kecil,” simpulnya. (dwi)