Kastara.ID, Jakarta – Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang setara dengan kota-kota metropolitan dunia dan menunjukkan tingkat peradaban tinggi.

Menginjak usia ke-492 Jakarta terus berbenah, salah satunya menghadirkan fasilitas maupun sarana dan prasarana yang semakin memanjakan warga, kian memesona dan menjadi wajah baru Jakarta. JPO di Jakarta tidak hanya semakin layak secara fungsi, tapi juga membuat estetika Ibukota semakin baik.

Melalui Dinas Bina Marga DKI Jakarta berbagai terobosan di sektor infrastruktur melalui revitalisasi dan pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) terus dilakukan dengan menyuguhkan desain baru yang artistik, kekinian, serta ramah penyandang disabilitas hingga lansia dan ibu hamil.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, tahun lalu pihaknya telah menyelesaikan pembangunan dua JPO baru yakni, JPO Sumarno dan JPO Jelambar. Sedangkan tahun ini Dinas Bina Marga DKI Jakarta merevitalisasi JPO di delapan titik dan membangun JPO baru di lima titik.

Hari merinci, ada enam titik JPO yang direvitalisasi di sepanjang Jalan Sudirman tahun ini. Tiga di antaranya sudah selesai dan telah digunakan yaitu, JPO Bundaran Senayan, JPO Gelora Bung Karno, dan JPO Polda Metro Jaya.

Kemudian, tiga JPO yang menyusul direvitalisasi yakni JPO Bendungan Hilir, JPO Karet Sudirman, dan JPO Dukuh Atas.

“Ketiga JPO itu akan kita revitalisasi dan beautifikasi. Desain sudah jadi, tinggal pelaksanaan, perkiraan tahun ini selesai tiga JPO tadi. Ini akan memperindah jalur Sudirman-Thamrin,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Hari menjelaskan, desain dan material untuk tiga JPO yang akan dibangun tersebut nantinya akan berbeda dari JPO yang sudah direvitalisasi sebelumnya di Jalan Sudirman.

Selain itu, lebar lantai penyeberangan tiga JPO itu juga akan ditambah dari lebar sebelumnya menjadi tiga sampai empat meter.

“Seri pertama dari policarbonate, untuk Benhil sampai Dukuh Atas itu pakai membran teflon dan bentuknya akan beda. Masalah desain beda juga, dan lebih lebar. Jadi, pengguna JPO akan lebih leluasa berinteraksi, dan pastinya akan lebih bagus lagi,” ungkapnya.

Hari menambahkan, pihaknya juga merevitalisasi JPO lainnya di dua titik yakni, JPO Jembatan Gantung Daan Mogot dan JPO Pasar Minggu. Kedua JPO tersebut saat ini sedang dalam proses pengerjaan.

“Kedua JPO itu targetnya sudah selesai Oktober 2019,” ucapnya.

Dinas Bina Marga DKI Jakarta, sambungnya, juga akan membangun JPO baru di lima titik. JPO tersebut yakni, JPO Kolonel Sugiono, JPO Dr Saharjo, JPO Warung Jati Barat, JPO Rumah Duka Abadi Daan Mogot, skywalk di Velbak Kebayoran Lama.

“Kelima JPO itu saat ini sedang proses lelang, dan pembangunannya ditargetkan selesai Desember 2019,” tuturnya.

Menurutnya, seluruh JPO yang direvitalisasi dan dibangun akan bernuansa futuristik, artistik, kekinian, ikonik, dan menarik untuk dilihat. Desain masing-masing JPO dipastikan berbeda satu sama lain disesuaikan dengan karakter wilayah di lokasi JPO tersebut dibangun atau direvitalisasi.

“Setiap tempat kita buat konsep itu beda, JPO Jembatan Gantung Daan Mogot kita buat ada semacam gelombang ombak karena di situ ada KBT. Sementara, JPO Pasar Minggu konsepnya kental nuansa Betawi ada ornamen gigi balangnya, begitu juga di JPO lainnya kami buat memiliki ciri khas,” tuturnya.

Dinas Bina Marga DKI Jakarta juga mengedepankan teknologi pencahayaan dengan memasang lampu RGB yang bisa menampilkan 90 warna. Selain itu, JPO tersebut juga dilengkapi closed circuit television (CCTV), tempat sampah, dan lift.

JPO-JPO tersebut juga dimaksimalkan dalam menggunakan material ramah lingkungan, salah satunya lantai dari material kayu hasil olahan atau daur ulang.

“JPO kini tidak sekadar untuk pejalan kaki tapi memberikan pengalaman baru bagi penggunanya dan tempat berinteraksi,” tandasnya. (hop)