PesanTrend

Kastara.id, Jakarta – Menag Lukman Hakim Saifuddin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk beragama tidak semata menggunakan nalar. Tidak pula hanya dengan pemahaman tekstual. Tetapi beragama dengan hati.

“Beragama itu harus dengan hati, tidak semata dengan nalar saja, tidak pula hanya teks. Tetapi berpulang pada hati kita,” jelas Menag dalam PesanTrend, di Jakarta, Kamis, (6/9).

PesanTrend adalah salah satu rangkaian peringatan Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober mendatang. Peringatan berisi pengajian Kitab Ihya Ulumuddin Al Ghazali ini diselenggarakan di salah satu café di Jakarta.

Menurut Menag, Al Ghazali melalui kitab yang merupakan master piece-nya mampu menggabungkan secara epic antara syariat dan hakikat. Di dalamnya tidak hanya bicara fiqh, tetapi juga sejarah, termasuk tasawuf. “Al Ghazali adalah ulama yang sangat luar biasa, dapat menggabungkan pendekatan tekstual dan nalar sekaligus,” ujarnya.

Penggabungan antara pendekatan keduanya, yang dilakukan oleh Al Ghazali, adalah seturut dengan visi Kementerian Agama. “Moderasi beragama yang kita usung adalah menggabungkan antara pemahaman tekstual dan nalar sekaligus. Yang seringkali menegasi tidak saling mengisi,” lanjutnya.

Pengajian Ihya Ulumuddin diampu oleh Ulil Abshar Abdalla. Sebagai pengampu ngaji Ihya Ulumuddin di media sosial, Ulil berdampingan dengan Budayawan Sujiwo Tejo.

Hadir dalam kesempatan tersebut Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren A. Zayadi, serta Sesmen Khoirul Huda. (lan)