Pangkalpinang

Kastara.id, Jakarta – Ketua Komite III DPD RI yang membidangi persoalan pendidikan Fahira Idris mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengusut tuntas video dugaan praktik kekerasan fisik yang terjadi di salah satu SMP yang diduga dilakukan oknum guru terhadap perserta didik.

Fahira mengungkapkan, hingga saat ini informasi terkait peristiwa kekerasan fisik yang dilakukan oknum guru kepada muridnya yang tersebar masif lewat video masih simpang siur. Bahkan pihak-pihak berwenang di Pingkalpinang yang diduga sebagai lokasi kekerasan ini sudah membantah. Namun, jika melihat video yang beredar terpampang jelas memang terjadi kekerasan fisik. Oleh karena itu, Komite III DPD meminta ada tim khusus yang terdiri dari Kemdikbud, Dinas Pendidikan, pemerhati pendidikan, psikolog, dan stakeholder lainnya termasuk pakar multimedia untuk mengusut kejadian ini.

“Senakal apapun siswa, tidak boleh ada hukuman fisik apalagi pemukulan. Kejadian ini harus menjadi evaluasi total bagi Kemdikbud dan juga semua Dinas Pendidikan di Indonesia bahwa kekerasan di sekolah hingga detik ini masih menjadi tantangan besar dunia pendidikan kita yang harus segera dirumuskan formulasi untuk menghentikannya,” tegas Fahira di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta (7/11).

“Hasil investivigasi dan tindak lanjut kasus ini harus segera diumumkan di publik karena ini persoalan serius. Sekolah itu harus menjadi tempat yang paling aman dan nyaman bagi anak-anak kita, bukan malah sebaliknya. Saya berharap kejadian ini juga mendorong Kemdikbud untuk memformulasikan strategi memutus kekerasan yang terjadi di sekolah. Baik kekerasan yang dilakukan sesama murid maupun kekerasan yang dilakukan guru kepada siswa,” jelas Senator Jakarta ini.

Pendidikan, lanjut Fahira, sejatinya adalah alat mentransformasi siapa saja menjadi manusia seutuhnya agar berani mengubah penindasan menjadi keadilan, ketertinggalan menjadi sebuah peradaban, dan kekerasan menjadi kedamaian.

“Institusi pendidikan itu muara mengalirnya semua kebaikan untuk mengubah sebuah masyarakat, bangsa, bahkan dunia agar menjadi lebih baik. Dan semua ini akan gagal jika praktik-praktik kekerasan baik itu fisik maupun psikologis masih terjadi,” pungkas Senator Jakarta ini. (dwi)