Museo Tumbas Reales de Sipan

Oleh: Jaya Suprana

JIKA Kairo, Mesir, punya The Egyptian Museum yang memamerkan gemerlap harta benda Firaun Tutankhamun, maka Lambayeque, Peru, punya  yang memamerkan gemerlap harta benda Bangsawan Sipan.

Makam Lord Sipan
Arsitek kontemporer Celso Prado Pastor mendesain Museum Makam Bangsawan Sipan yang diresmikan pada tahun 2002 terinspirasi mausoleum Huaca Rajada di mana Bangsawan Sipan dimakamkan sekitar 1.700 tahun yang lalu.

Makam aristokrat pra-Kolumbia tersebut ditemukan pada tahun 1987 oleh arkeolog Walter Alva kemudian dinobatkan sebagai “Makam Paling Mahakayaraya Benua Amerika”.

Museum berbentuk piramida itu terdiri dari tiga lantai dan terbagi menjadi sepuluh sektor tematik menampilkan 1400 mahakarya seni rupa terbuat dari keramik, batu mulia, perungu, tembaga, perak dan emas dengan kemahaindahan menggetar sukma.

Perbendaharaan utama yang ditampilkan pada Museo Tumbas Reales de Sipan adalah adibusana lengkap seorang Pendeta Utama Moche, Kalung Pektoral Oktopus serta The Lord of Sipan’s Burial Chamber yang merupakan replika rekonstruksi makam yang ditemukan para arkeolog di Huaca Rajada.

Mochica
Pada lantai dasar Museo Tumbas Reales de Sipan, yang transparan sebab terbuat dengan bahan fiber gelas, terletak peti mati jenazah ningrat Mochica dikelilingi berbagai persembahan pemakaman.

Lord Sipan mengenakan pakaian dalam sederhana berwarna putih sebelum dibalut berbagai perhiasan batu dan logam mulia secara sangat artistik, kemudian dibungkus dengan berbagai kain tenun bermotif kebudayaan Mochica dan diletakkan di dalam sebuah peti mati kayu bersama berbagai perhiasan perak dan emas. Peti mati Bangsawan Sipan dikelilingi beberapa peti mati para pelayannya.

Dari sandal yang terbuat dari tembaga sampai ke mahkota emas berbentuk bulu, dapat diyakini bahwa Lord Sipan memiliki posisi status sosial cukup tinggi di masyarakat peradaban Mochica sebagai pendahulu masyarakat peradaban Inka yang mendirikan Machu Picchu. (*)

* Penulis adalah pembelajar kebudayaan dunia