Bank Indonesia

Kastara.ID, Jakarta – Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan pembaruan tempat inovasi (sistem) di industri ekonomi dan keuangan digital. Tempat yang dinamakan Sandbox 2.0 ini menghadirkan fasilitas sarana serta prasarana hingga memberikan pelonggaran inovasi.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pembaruan tersebut dilakukan untuk merespon cepatnya perkembangan ekonomi dan keuangan digital akibat dinamisnya teknologi. Sehingga hal ini akan mempermudah interaksi antara para inovator dengan pemodal.

“Konsepnya, mendorong inovasi yang semula lebih pasif, regulatory approach, sekarang lebih proaktif. Semula lebih sempit kita semakin lebih luas. Semula aspek keamanan tapi kita mengarah terhadap keseimbangan,” ujarnya, saat peluncuran, Kamis (8/4).

Perry melanjutkan, melalui Sandbox 2.0 ini hadir tiga konsep yang dititikberatkan. Pertama dengan pengadaan laboratorium inovasi (innovation lab). Ini bakal menjadi tempat individu maupun industri melakukan penemuan baru dalam digitalisasi ekonomi keuangan.

“Kita sebut innovation lab. Ini memberikan ruang, wadah, sarana prasarana, bagi para pegiat ekonomi serta keuangan digital melakukan inovasi baru. Apakah, memperluas produk yang ada, penemuan baru atau kolaborasi dalam inovasi ekonomi dan keuangan digital,” jelas Perry.

Adapun konsep kedua dengan menyediakan Industrian Sandbox. Menurut Perry, melalui wadah ini para pelaku usaha di bidang ekonomi dan keuangan, baik industri atau pun asosiasi melakukan kolaborasi dalam inovasi.

“Termasuk kolaborasi dengan kami sebagai pembuat kebijakan. Berbagai aspek sudah kita lakukan di Industrial Sandbox ini di mana pelaku industri maupun dengan kebijakan yaitu BI dan OJK kita kolaborasi,” tuturnya menegaskan.

Konsep ketiga yaitu melalui regulatory sandbox. Di wadah ini inovasi yang tercipta harus diarahkan untuk menciptakan manfaat bagi perekonomian Indonesia. Masyarakat maupun konsumen dan tetap memberikan keamanan teknologi ataupun siber.

“Karena bagaimana pun juga ekonomi dan keuangan digital diperlukan tidak hanya industri keuangan tapi juga tetap sejalan dengan perlunya kita memperkuat stabilitas ekonomi baik makro, sistem keuangan maupun stabilitas moneter,” papar Perry menutup pembicaraan. (mar)