Ryamizard Ryacudu

Kastara.ID, Jakarta – Ancaman terhadap pemikiran bangsa Indonesia, yang berupaya untuk mengubah ideologi negara Pancasila, adalah ancaman paling berbahaya yang dihadapi saat ini.

Ancaman mindset ini bersifat masif, sistematis dan terstruktur yang terus berupaya untuk mempengaruhi dan merusak pemikiran dan jatidiri bangsa Indonesia melalui pengaruh ideologi-ideologi asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

“Saat ini kita menghadapi ancaman paham ideologi yang memaksakan kehendak untuk mengubah pancasila yaitu paham khilafah yang sudah terang-terangan ingin mengganti ideologi Pancasila,” ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat membuka Simposium Ancaman Perang Mindset pada Era Keterbukaan Informasi, di Kemhan, Jakarta, Rabu (8/5).

Menhan memaparkan di era keterbukaan informasi ada tiga dimensi ancaman yaitu yang belum nyata, nyata, dan nonfisik terhadap mindset seluruh rakyat Indonesia.

Ancaman nyata dan utama yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini yaitu mulai terorisme dan radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam dan lingkungan, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian sumber daya alam, wabah penyakit, perang siber dan intellijen serta peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

Ia mengatakan, serangan mindset atau perang modern akan terus mempengaruhi hati dan pikiran rakyat dengan tujuan untuk membelokkan pemahaman terhadap ideologi negara.

“Metode operasional perang ini dilakukan melalui infiltrasi kedalam dimensi intelijen, militer, pendidikan, ekonomi, ideologi, politik, sosial budaya/kultur dan agama, bantuan-bantuan, kerja sama berbagai bidang dan media/informasi,” katanya.

Setelah infiltrasi berhasil, dilanjutkan dengan mengeksploitasi dan melemahkan central of gravity kekuatan suatu negara melalui politik adudomba untuk timbulkan kekacauan/kekerasan, konflik horisontal (SARA), memunculkan keinginan untuk memisahkan diri atau separatisme dimulai dengan eskalasi pemberontakan pada akhirnya terjadi pertikaian antar anak bangsa/perang saudara.

Muara akhir dari perang modern yang benuansa materialisme ini adalah guna menguasai sumber-sumber perekonomian termasuk penguasaan dan kontrol terhadap sistim tata kelola dan aturan hukum (rule of law) negara.

Guna menghadapi pengaruh perang ideologis ini kita harus mengedepankan aktualisasi dan pemurnian implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai basis kekuatan ideologi bangsa dan negara. Ideologi Pancasila ini merupakan ideologi yang berbasiskan filsafat idealisme.

“Nilai-nilai yang terkandung dalam Ideologi Idealisme tidak akan pernah berubah sejak dulu sekarang dan yang akan datang. Idealisme adalah sifat batiniah dan materialisme adalah sifat lahiriah,” kata Menhan. (raf)