New Reality

Kastara.ID, Jakarta – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, pihaknya tidak setuju dengan konsep new normal di tengah pandemi virus corona yang digaungkan pemerintah belakangan ini. Hal itu lantaran, konsep new normal akan menjadi problematik bila tak memiliki ukuran yang jelas terkait derajat ‘normalitas’ di tengah pandemi corona saat ini.

New normal itu ada dimensi moral dan dimensi ideologinya. Sehingga ukuran normal itu apa? itu harus jelas. Dan itu problematik. Bahkan kalau saya kaitkan dengan teori neurosains, kan ada otak normal dan otak sehat, nah ini ada sesuatu yang debatable,” kata Abdul dalam Webinar yang bertajuk Tata Hidup Baru Perspektif Agama-agama, Senin (8/6).

Karena itu, Abdul menawarkan konsep new reality untuk menggambarkan fase reaktivasi kegiatan masyarakat di tengah pandemi virus corona di Indonesia. Menurutnya, konsep itu lebih bersifat netral dan lebih mudah dalam menjelaskannya kepada publik.

Kendati demikian, Abdul meminta agar seluruh pihak tak perlu terjebak terkait konsep new normal atau new reality tersebut. Terpenting, kata dia, semua pihak bisa bekerja sama mencari solusi untuk membantu masyarakat Indonesia yang banyak terdampak corona belakangan ini.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan penerapan ini akan diperluas di beberapa provinsi maupun kabupaten/kota lain yang angka R0 atau indikator penularan virus sudah berada di bawah 1. (ant)