Kastara.id, Jakarta – Indonesia, Malaysia, dan Thailand sepakat melakukan kerjasama saling menukar informasi pasar kerja. Kesepakatan tersebut muncul pada pertemuan Kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-6 yang membahas sumber daya manusia (Working Group Meeting on Human Resources Development) yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta (7/9).

“Pertukaran informasi pasar kerja akan membantu ketiga negara dalam mengisi pasar kerja sub regional. Sehingga migrasi pekerja akan tepat sasaran, sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja” kata Indah Anggoro Putri, Kepala Biro Kerjasama Internasional, Kementerian Ketenagakerjaan RI.

Kerjasama tersebut juga diyakini akan mengurangi risiko buruk bagi para pekerja migran di negara tujuan. Pertukaran informasi pasar kerja akan dilakukan secara online.

Kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) merupakan kerjasama ekonomi sub regional yang terbentuk sejak 1993. Kerjasama ini memiliki peran strategis dalam peningkatan pembangunan wilayah daerah peebatasan antara tiga negara. Di Indonesia terdapat 10 provinsi di Sumatera yang menjadi anggota IMT-GT.

Soal pertukaran informasi pasar kerja ini, sebelumnya juga disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri saat menghadiri forum Colombo Process (asosiasi negara-negara pengirim pekerja migran di Asia) yang melakukan pertemuan di Sri Lanka akhir Agustus lalu. Dengan informasi pasar kerja secara online, negara pengirim pekerja migran bisa mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan di negara tujuan.

Indah Anggoro Putri yang juga kepala delegasi Indonesia pada forum tersebut menambahkan, selain pertukaran informasi pasar kerja, Indonesia juga mengusulkan kerjasama pusat pelatihan kejuruan (vocational training centres-networking). Kerjasama pelatihan kejuruan dengan melibatkan Balai Latihan Kerja (BLK) ketiga negara secara langsung.

Dalam hal ini, Indonesia menunjuk BLK Aceh, Medan, dan Padang sebagai daerah yang masuk area segitiga Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk menjalin kerjasama langsung dengan BLK yang ada di Malaysia dan Thailand tanpa harus melibatkan birokrasi pemerintah. Kerjasama BLK meliputi bidang keahlian yang dibutuhkan pasar kerja, penggunaan teknologi, instruktur, serta sertifikasi keahlian. “Dengan demikian, tidak ada kesenjangan keahlian antara tenaga kerja Indonesia dengan Malaysia dan Thailand,” kata Indah.

Dalam forum tersebut, Malaysia mengusulkan kerjasama peningkatan kapasitas dan pengembangan sumber daya manusia di sektor industri pariwisata dan pelatihan di bidang teknologi jaringan komputer (computer networking technology). Sedangkan delegasi Thailand mengusulkan kerjasama penyelenggaraan workshop peningkatan kompetensi standar keterampilan (workshop on competency skills standard).  “Keterampilan yang diusulkan adalah untuk keahian terapis spa, las, dan pengiriman logistik,” ujar Indah Anggoro Putri. Rencananya, workshop akan dilaksanakan pada November mendatang. Selanjutnya, ketiga negara sepakat untuk menyusun cetak biru pelaksanaan kesepakatan kerjasama tersebut. (nad)