Pertamina

Kastara.ID, Jakarta – PT Pertamina dikabarkan tengah mengajukan pinjaman sebesar 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 44,1 triliun (kurs Rp 14.700). Dilansir dari Global Capital (7/9), pinjaman diajukan kepada enam bank asing, yakni BNP Paribas, Citi, Credit Agricole, MUFG Bank, Societe Generale, dan Sumitomo Mitsui Banking Corp

Namun hingga saat ini belum ada keterangan resmi terkait kabar tersebut. Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati maupun VP Corporate Communication Fajriyah Usman belum bersedia berkomentar terkait hal ini.

Sebelumnya, pada Juli 2020, Nicke pernah mengatakan Pertamina membutuhkan tambahan dana sebesar 133 dolar AS. Dana tersebut digunakan untuk menambah kapasitas produksi hingga 2026 mendatang.

Nicke menerangkan bahwa pihaknya akan mengambil pendanaan eksternal, penawaran umum perdana, dan pembiayaan proyek sekitar 49 miliar dolar AS. Sedangkan pada tahun ini Pertamina bakal mengucurkan dana sekitar 6,2 miliar dolar AS untuk membiayai sejumlah proyek strategis nasional.

Menurut Nicke, pihaknya juga membutuhkan dana guna menjaga produksi hulu lantaran banyaknya sumur tua. Selain pendanaan internal, Pertamina juga mengharapkan adanya tambahan 10 persen dana dari pembiayaan proyek. Sedangkan 28 persen lainnya dari pendanaan eksternal, dan 15 persen sisanya dari pembiayaan ekuitas.

Sumber pendanaan lainnya juga dimungkinkan berasal dari saham, baik dalam bentuk kemitraan maupun penawaran umum perdana atau IPO. Pertamina juga bisa menerbitkan surat utang dengan jangka waktu satu hingga 10 tahun.

Namun hal ini harus dibatasi dengan rasio utang terhadap ekuitas, serta utang perbankan dengan jangka waktu rata-rata empat hingga lima tahun. (mar)