Bank Central Asia

Kastara.ID, Jakarta – Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa kemajuan teknologi telah menyebabkan jumlah nasabah yang mendatangi kantor cabang menurun drastis. Jahja menyebut saat ini nasabah lebih nyaman bertransaksi menggunakan electronik channel atau digital banking. Bahkan saat ini jumlah nasabah yang bertransaksi di kantor cabang BCA hanya tinggal 1,8 persen.

Dalam keterangan yang dikutip kemarin (7/11), Jahja menjelaskan, pada 2007 nasabah yang bertransaksi di kantor cabang mencapai 71 persen. Sedangkan yang menggunakan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) sebanyak 17 persen. Namun saat ini 75 persen nasabah BCA memilih menggunakan mobile banking dan internet banking. Sedangkan 23 persen bertransaksi melalui mesin ATM.

Meski demikian Jahja yakin keberadaan kantor cabang tetap diperlukan. Sekitar 50 persen proses transaksi masih dilakukan di kantor cabang. Terlebih kegiatan-kegiatan seperti kliring, pengelolaan uang tunai, cek, dan sebagainya masih harus dilakukan di kantor cabang. Artinya menurut Jahja eksistensi kantor cabang masih ada dan tidak akan punah.

Jahja menambahkan, dalam bentuk bisnis lain, keberadaan kantor cabang masih dibutuhkan. Jahja mencontohkan bisnis korporasi, komersial, kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), masih membutuhkan proses konvensional.

Dikutip dari situs resminya, pada September 2019, BCA memiliki 1.246 kantor cabang. Jumlah ini hanya menurun tiga kantor dibanding tahun 2018 sebanyak 1.249. Sepanjang 2017 hingga 2018 BCA menambah 14 kantor cabang dengan nasabah berjumlah sekitar 21 juta rekening. (mar/rfr)