Qoala

Kastara.ID, Jakarta – Situasi menantang akibat pandemi COVID-19 membuat penyediaan layanan digital menjadi penting, mengacu pada perubahan kebiasaan konsumen yang kini serba online. Alhasil, kolaborasi dan pemanfaatan teknologi informasi dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem digital sekaligus memajukan inklusi keuangan digital di Indonesia.

Atas dasar itu, Qoala, perusahaan startup omnichannel yang bergerak di bidang teknologi asuransi (insurance technology/ insurtech) meluncurkan Qoala for Enterprise, lini bisnis yang bertujuan untuk memperkuat penawaran dari berbagai pemain ekonomi digital melalui asuransi. Qoala for Enterprise mengusung model B2B dan B2B2C, yang menawarkan solusi asuransi terbaik untuk bisnis di berbagai industri baik bagi keperluan internal maupun sebagai growth avenue dan sumber peningkatan kepuasan end customer atau profitabilitas. Melalui Qoala for Enterprise, Qoala telah bekerja sama dengan Traveloka, Tokopedia, Shopee, Blibli, JD.ID, Digimap, Investree, SiCepat, OVO, Dana, termasuk juga dengan Momo (Vietnam) dan OYO (India).

“Asuransi dapat memberikan nilai-nilai baru untuk meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan dan pendapatan pelaku bisnis, termasuk meningkatkan standar kualitas produk dan layanan pelaku bisnis dalam berbagai industri. Lewat perubahan nama lini bisnis partnership kami menjadi Qoala for Enterprise ini, Qoala ingin menegaskan komitmen kepada partner bisnis kami untuk memberdayakan bisnis lewat solusi asuransi yang inovatif dari kami,” ujar Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Qoala, Harshet Lunani dalam keterangan resminya, Jumat (9/4).

Harshet menjelaskan, Qoala for Enterprise menawarkan kolaborasi secara masif dengan para pemain ekonomi digital. Dengan bekerja sama melalui Qoala for Enterprise, sambung Harshet, partner bisnis Qoala tidak hanya bisa meningkatkan nilai produk dan layanan. Kerja sama ini juga memungkinkan partner bisnis Qoala menghemat ongkos untuk struktur biaya asuransi hingga mencapai 25 persen, serta mendapat pemasukan tambahan melalui sistem IT yang canggih.

Sebagai contoh, Qoala dan OYO berkolaborasi untuk memberikan proteksi bagi pelanggan OYO selama menetap di properti OYO di wilayah Asia Tenggara. Proteksi yang diberikan adalah dalam bentuk produk asuransi inovatif, yang baru pertama ada dalam industri asuransi di seluruh dunia. Dalam proses kolaborasi baik dengan perusahaan asuransi maupun klien, Qoala membantu dalam hal desain produk, pricing, integrasi platform, claim support, dan lainnya.

“Produk yang dikembangkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang dinamis, didukung teknologi mutakhir yang memungkinan integrasi dan sinkronisasi data tanpa repot. Saat ini kami menyediakan setidaknya lima jenis solusi asuransi, yakni asuransi logistik, asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, asuransi gadget dan asuransi kredit. Qoala for Enterprise juga menyediakan analisis end-to-end dari performa produk dan perilaku konsumen partner bisnis Qoala. Bahkan, teknologi berbasis artificial intelligence (AI) dan machine learning milik Qoala bisa mendeteksi penipuan secara cepat,” tambah Harshet yang sebelumnya pernah bekerja sebagai konsultan di BCG dan sempat membantu mendirikan perusahaan financial service, Kelola, serta BIMA yang merupakan perusahaan asuransi berbasis teknologi yang beroperasi di London, Afrika, dan Asia.

Harshet meyakini, cara terbaik untuk meningkatkan kualitas kolaborasi adalah melalui pasar yang telah memiliki insentif dan pemahaman yang tepat. Menurutnya, kolaborasi yang optimal berfokus kepada proses dan hasil kolaborasi sekaligus.

“Dengan Qoala for Enterprise, Qoala ingin memberikan pengalaman berasuransi yang menyenangkan bagi semua orang. Bagi para pemain digital, kami siap untuk bekerja sama mengembangkan produk asuransi yang relevan untuk pelanggan Anda,” tutup Harshet. (mar)