Suahasil Nazara

Kastara.id, Jakarta – Perlemahan nilai tukar terhadap dolar AS yang sedang terjadi saat ini tidak terlalu dalam dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara di Jakarta, Rabu (9/5).

Suahasil mengatakan fenomena volatilitas kurs tidak hanya dialami oleh Indonesia, namun juga dialami oleh banyak negara, sebagai respon pelaku pasar dari perbaikan ekonomi di AS. “Kita bersyukur tidak terlalu dalam karena memang dalam kondisi seperti ini perbandingan antara negara menjadi sangat penting,” kata Suahasil.

Menurut Suahasil, kondisi Indonesia masih lebih baik karena pemerintah secara konsisten telah melaksanakan reformasi dalam bidang ekonomi yang berkelanjutan. “Kalau tidak membikin reformasi, tidak membangun infrastruktur, tidak membangun perlindungan sosial yang baik, kita akan volatile,” katanya.

Berbagai negara seperti Argentina dan Turki yang tidak memiliki fundamental ekonomi yang baik, membuat mata uangnya rentan terhadap penguatan dolar AS. “Kalau Indonesia kurang baik, tapi mempunyai reformasi yang bisa dipercaya, Indonesia akan ada di posisi yang lebih baik,” jelasnya.

Diketahui, nilai tukar rupiah pada transaksi antarbank di Jakarta, pagi hari ini bergerak melemah sebesar 30 poin menjadi Rp 14.073 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.043 per dolar AS. (mar)