Harimau Sumatera

Kastara.ID, Jakarta – Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno mengatakan, harimau Sumaterea terancam punah akibat banyak dibunuh manusia.

“Keberadaan harimau Sumatera terancam karena manusia. Pada 2020, ditemukan 700 jerat yang dipasang warga di sekitar kawasan konsesi,” kata Wiranto seperti dilansir Antara.

Lebih dari 70 persen habitat harimau di Sumatera berada di luar kawasan konservasi sehingga menjadi tantangan tersendiri terkait dengan pelestariannya.

Menurut Wiranto, selain manusia, masalah utama terkati pelestarian harimau Sumatera adalah distribusi dan areal jelajah harimau yang tumpang tindih dengan konsesi kehutanan.

Pelestarian harimau Sumatera dinilai memiliki tantangan yang berat karena hewan tersebut tidak hanya tinggal di kawasan konservasi, tetapi juga berkeliaran di luar kawasan konservasi, salah satunya tersebar di dalam konsesi hutan tanaman industri (HTI).

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono mengatakan bahwa hampir 99 persen harimau Sumatera berada di luar kawasan konservasi, terlebih banyaknya konflik harimau Sumatera dan manusia.

“Ini harus jadi perhatian, tidak mungkin kami bekerja sendirian menangani konflik ini. Karena hampir semuanya berada di luar wilayah konsesi. Kita harus bersama-sama menangani konflik,” ujar dia.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Iman Santoso menyebutkan lebih dari 70 persen habitat harimau di Sumatera berada di luar kawasan konservasi. “Pada areal konsesi perlu dialokasikan koridor satwa dan yang terpenting perlu pelibatan pihak swasta terutama di sektor kehutanan dalam mendukung konservasi harimau Sumatera di luar kawasan konservasi yang terintegrasi pada skala bentang alam,” kata dia. (ant)