Kastara.id, Makkah – Ketua DPR RI Ade Komaruddin mengapresiasi pemerintah terkait peningkatan kualitas layanan haji. Apresiasi secara khusus juga disampaikan kepada para petugas haji atas komitmennya dalam memberikan layanan kepada jamaah haji Indonesia.

“Secara umum, ada perbaikan pelayanan dari tahun lalu. Lebih baik lagi sekarang, baik di bidang transportasi, kesehatan, akomodasi, banyak peningkatan,” kata pria yang akrab disapa Akom usai mengikuti Malam Konsolidasi Persiapan Armina yang digelar oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Dar Hadi Hotel, Makkah (8/9).

Hadir pada malam konsolidasi ini, Ketua Komisi VIII DPR RI beserta anggota dewan lainnya, DPD RI, KPHI, Dubes Indonesia untuk Saudi, Amirul Haj, serta jajaran PPIH Arab Saudi, dan ratusan petugas haji Indonesia.

Menurut Akom, peningkatan kualitas layanan haji tahun ini salah satunya dapat dilihat dari indikator berkurangnya jumlah kasus dibanding tahun lalu. “Saya memberikan apresiasi atas peningkatan kualitas layanan ini,” ujarnya.

Akom mengakui bahwa sebagai gelaran akbar, terlebih dilakukan di negara orang, tidak akan terlepas dari masalah. Karenanya, meski tahun ini sudah lebih baik, tetap perlu dilakukan peningkatan di masa mendatang.

Untuk meningkatkan keamanan bagi jamaah, Akom berharap jumlah petugas haji yang akan datang bisa ditambah, khususnya dari unsur TNI dan Polisi. Idealnya, ada satu petugas haji di setiap pintu di Masjidil Haram.

Selain petugas keamanan, Akom juga melihat pentingnya penambahan petugas kesehatan karena jamaah haji Indonesia banyak yang lansia. Lebih dari 50% jamaah haji Indonesia berusia di atas 50 tahun, dan 20% di antaranya berusia di antara 60-80 tahun. “Usai 65 tahun ke atas cukup rentan terhadap peyakit. Harus dilakukan penambahan petugas kesehatan,” katanya.

Terkait hal ini, Akom mengaku akan segera mengundang Menag, Panglima TNI, Kapolri, Menlu, Menkes, Menkumham, dan Menhub. Selain memberikan apresiasi atas peningkatan kualitas layanan tahun ini, Akom merencanakan pembahasan terkait peningkatan layanan dan antisipasi masalah perhajian di masa mendatang.

“Setelah itu, saya juga akan mengundang perbankan nasional yang menjadi tempat penyimpanan dana haji agar ikut memikirkan perbaikan layanan jamaah, salah satunya tenda arafah,” katanya.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersyukur atas apresiasi para wakil rakyat. Meski demikain, Menag mengingatkan agar petugas tetap fokus mengingat di depan atas tantangan menyongsong fase Arafah, Mina, dan Muzdalifah. “Tantangannya tidak sederhana. Kita negara terbesar pengirim jamaah. Selaku petugas kita mendapatkan kemuliaan,” ujar Menag.

Menurut Menag, negara telah memberikan kepercayaan kepada para petugas haji untuk melayani tamu Allah. Menag sadar bahwa tidak mudah mengelola jamaah yang mencapai lebih dari 155 ribu, terbagi dalam 387 kloter, dan 3.409 petugas. Salama di Arab Saudi, jamaah harus ditempatkan di 232 hotel, 117 hotel di Makkah dan 115 di Madinah.

“Ada 5532 bus antarkota yang harus dimonitor seksama pergerakan mereka dari Madinah ke Makkah dan dari Makkah ke Madinah, termasuk juga dari Jeddah ke Makkah dan dari Makkah ke Jeddah. Juga ada tidak kurang 279 bus salawat yang beroperasi 24 jam dan harus dimonitor. Sementara katering yang harus disediakan di Madinah dan Makkah berjumlah 6.678.340 boks untuk jamaah haji kita,” kata Menag.

Data-data ini menunjukan betapa kompleksnya pekerjaan mengelola haji ini. Tentu itu bukan hal mustahil untuk bisa dilakukan dengan baik, dan terbukti petugas haji tahun ini bisa melakukannya sampai saat ini sehingga mendapat apresiasi dari berbagai pihak. “Mari jaga prestasi yang dinilai baik ini sambil meningkatkannya,” ujar Menag.

“Atribut yang kita kenakan adalah petugas Indonesia. Kita membawa nama baik Indonesia. Karenanya tanggalkan ego sektoral masing masing. Tidak perlu menepuk dada kalau ada yang diapresiasi karena itu semata mata kerja tim,” katanya. (npm)