Irak

Kastara.ID, Jakarta – Perdana Menteri (PM) Irak Adel Abdul-Mahdi menyatakan siap melakukan dialog dan menemui demonstran untuk mencari jalan keluar atas tuntutan aksi.

Adel berpendapat, aksi unjuk rasa yang terjadi di sejumlah kota sudah mengarah kepada kerusuhan dan akibatkan korban ratusan jiwa.

Aksi unjuk rasa besar-besaran di Irak sudah berlangsung sejak Selasa pekan lalu yang menuntut langkah konkret pemerintah untuk menekan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, dan memberantas korupsi.

Berdasarkan keterangan Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Irak, Saad Maan, sampai saat ini jumlah korban meninggal akibat kerusuhan itu mencapai 104, delapan di antaranya petugas keamanan.

Sedangkan korban luka mencapai 6,100 orang dan 1,200 di antaranya adalah aparat keamanan.

 

Adel menyatakan, pemerintah sudah menampung sebagian aspirasi pengunjuk rasa dengan menyediakan hunian bagi warga miskin, tunjangan sementara dari negara bagi warga yang menganggur, dan penyediaan pelatihan keterampilan gratis.

PM Irak ini juga meminta korban tewas dalam kerusuhan itu ditetapkan sebagai martir, supaya keluarga yang ditinggalkan mendapatkan santunan dari pemerintah.

Selain korban jiwa, demonstrasi juga merusak 51 kantor lembaga pemerintah yang dibakar massa.

Adel menyatakan, tidak pernah memerintahkan aparat untuk menggunakan peluru tajam, namun memaklumi jika mereka menggunakannya dalam kondisi terdesak dan untuk mempertahankan diri.

Hal ini dinyatakan untuk merespons laporan bahwa tentara menembaki para demonstran menggunakan peluru tajam. Selain itu, Adel menyatakan akan memerintahkan penyelidikan dugaan kesengajaan penggunaan peluru tajam oleh aparat. (nad)