Kalimantan

Kastara.ID, Jakarta – Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih terbang ke Kalimantan Tengah saat berlangsungnya aksi demo buruh, Kamis (8/10), disesalkan sejumlah kalangan. Berbagai pihak sikap tersebut tidak seharusnya dilakukan seorang pemimpin. Anggota Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin mengatakan seharusnya Jokowi hadir dan memberi jawaban terhadap aspirasi yang disuarakan buruh.

Saat berkomentar dalam sebuah acara diskusi online (8/10), Din menyebut selama ini Jokowi dikesankan sebagai figur yang pro rakyat. Namun tindakan menghindar yang ditunjukkan Jokowi telah membantah anggapan itu. Kalau memang pro rakyat apa salahnya Jokowi hadir mendengar aspirasi dan masukan rakyat terkait Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Dan bukan hanya menonton dari jauh.

Hal serupa disuarakan mantan Menko Perenonomian Rizal Ramli. Melalui cuitan di akun twitternya, @RamliRizal (8/10), ekonom senior ini meminta Jokowi bersikap bijaksana sebagai pemimpin dengan menemui buruh dan mahasiswa.

Rizal juga menyinggung tindakan serupa yang pernah dilakukan Jokowi saat aksi 411, pada 2016 silam. Saat itu Jokowi tiba-tiba mengadakan kunjungan ke Bandara Soekarno-Hatta. Padahal di Lapangan Monas sedang berlangsung aksi damai umat Islam.

Politikus asal Papua, Christ Wamea dalam unggahan di aku twitternya, @christwamea menyebut Jokowi seorang pengecut. Christ menganggap Jokowi lari dari istana ketika rakyatnya berjuang mendapatkan keadilan ketika kebijakannya mencelakakan.

Sedangkan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu melalui akun twitternya, @msaid_didu menuliskan, “Saat rakyatmu ingin sampaikan aspirasi, engkau pergi jauh dan engkau berikan janji tidak masuk akal buat kebun singkong (food estate) gunakan drone dan traktor apung.”

Said menyebut janji Jokowi hanyalah upaya mengalihkan perhatian, sama seperti tol laut, mobil esemka, dan lain-lain. Pegiat media sosial ini meminta Jokowi berhenti berikan janji palsu. (ant)