Denjaka TNI AL(Antara/M Risyal Hidayat)

Kastara.ID, Jakarta – TNI Angkatan Laut (AL) mengerahkan 14 tim penyelam dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Mainir guna membantu melakukan pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pencarian yang dilakukan pada Minggu 10 Januari 2021 dipimpin oleh Komandan Tim (Dantim) SAR Bataliyon Taifib I, Lettu Marinir Sofi Rahmadani Ilmi dari KRI Teluk Gilimanuk-531.

Saat memberikan keterangan, Lettu Marinir Sofi mengatakan, selain 14 penyelam, tim juga membawa dua perahu karet dan peralatan selam lengkap. Hal ini guna mencari puing dan korban kecelakaan pesawat. Pencarian akan dilakukan di perairan Kepulauan Seribu.

Selain itu TNI AL juga mengerahkan personil dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka). Dantim 822 Denjaka, Kapten Marinir Haryono menjelaskan pihaknya mengerahkan satu tim beranggotakan 17 personel. Tim dilengkapi dua sea rider dan dua perahu karet. Kapten Marinir Haryono minta doa dari seluruh rakyat Indonesia agar korban bisa segera ditemukan.

Secara keseluruhan TNI AL mengerahkan 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga tempat jatuhnya pesawat tersebut. Kapal yang dikerahkan adalah KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB. Pesawat yang membawa 50 penumpang dan 12 awak itu jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak setelah sekitar lima menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, Banten. Pesawat sempat mengalami delay atau mundur dari jadwal semestinya. Semula pesawat dijadwalkan berangkat pada pukul 13.35 WIB. Namun karena faktor cuaca penerbangan terpaksa ditunda.

Saat hilang kontak pesawat pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Soetta, Tangerang. Saat itu pesawat baru melewati ketinggian 11.000 kaki dan berusaha menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Di antara penumpang terdapat tujuh anak-anak dan tiga bayi.

Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan berbagai pihak, seperti Kepolisian, TNI dan Pemrov DKI Jakarta. (ant)