Kastara.ID, Depok – Satu lagi musibah menimpa dunia penerbangan pesawat Sriwijaya Air yang baru tinggal landas di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng tujuan Pontianak, Kalimantan, hilang di Kepulauan Seribu. Tujuh kapal laut dan empat rescue boat milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dikerahkan untuk membantu proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di wilayah perairan Kepulauan Seribu.

Bupati Kepulauan Seribu Junaedi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta sudah terlibat dalam pencarian pesawat Sriwijaya Air sejak kemarin. Pada pagi ini, proses pencarian kembali dilanjutkan dengan mengerahkan tujuh kapal laut dan empat rescue boat.

“Pagi ini Pak Wakil Gubernur langsung turun ke lapangan turut serta melakukan proses pencarian bersama tim yang lain,” ujar Junaedi, Ahad (10/1).

Junaedi menjelaskan, dari tujuh kapal laut yang dikerahkan, dua unit di antaranya milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu, satu unit milik Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, dua unit milik Kelurahan Pulau Pari, satu unit milik Kelurahan Pulau Tidung, dan satu unit milik jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) DKI.

Salah satu pilot SJ-182 Capt H Afwan ternyata satu angkatan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 38 jakarta angkatan 85 dengan Rusman Abidin. Walaupun tidak sekelas, Afwan ini orangnya baik selalu membantu sesama temannya di sekolah. Itu sekelumit kisah pribadi seorang pilot zaman sekolah.

Rusman menambahkan, di kantornya beliau adalah seorang ustadz, orangnya sabar banget, selalu memakai kopiah putih. Selalu mengajak orang lain shalat, anaknya pun disekolahkan di sebuah SDIT di Cibinong, kalau mau terbang lari dulu ke musholla untuk shalat. Bahkan beliau mengajari anaknya, kalau ada hujan anak-anaknya langsung shalat di mushala dekat rumahnya untuk mendoakan orang tuanya agar selamat di udara.

Cita (26), tetangganya di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor, tepatnya di Komplek Cibinong Endah tempat tinggal sang pilot, mengatakan, beliau tidak akan bersentuhan sama yang bukan mahromnya karena selalu menjaga wudhunya. Untuk dunia beliau juga Sering  melakukan sedekah kepada karyawan porternya.

Kabar status terakhir WhatsApp-nya mengingatkan temannya, keluarganya, bahkan banyak orang untuk shalat lima waktu.

Begitu terlihatnya sang pilot ini sudah mempersiapkan dirinya untuk pertemuannya dengan Allah.

Melihat postingan-postingan Afwan ini adalah kumpulan tulisan yang akan bersaksi saat bertemu dengan sang penciptanya insya Allah di akhirat kelak.

Beliau memang tidak setenar semasa hidupnya di dunia, tapi justru saat meninggalnya menjadi hikmah dan syiar bagi banyak orang.

Sang pilot ini tidak terkenal di bumi. Namanya sudah “terkenal” di langit
tempat biasa ia bertugas.

Allahumaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu anhu. Selamat jalan bang Haji Afwan Zamzami. (*)