Forkomnas P2MKP

Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) membuka Musyawarah Nasional (Munas) III Forum Komunikasi Nasional (Forkomnas) Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), Kamis (9/7). Kegiatan ini diikuti oleh Forkom P2MKP provinsi, kabupaten, dan kota serta para Pembina P2MKP pusat dan provinsi secara daring.

P2MKP merupakan kelompok pembelajaran (learning society) binaan BRSDM melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri 01/MEN/2011. Hampir satu dasawarsa P2MKP berkolaborasi dengan Puslatluh KP memberikan pelatihan, pemagangan, dan sertifikasi kompetensi bagi masyarakat kelautan dan perikanan.

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menilai, P2MKP merupakan kelompok pendidik dan pelatih yang menjunjung tinggi peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

“P2MKP mengemban amanah untuk membangun peradaban melalui peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini juga sesuai dengan salah satu tujuan didirikannya Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutur Sjarief saat membuka langsung Munas III Forkomnas P2MKP.

Sjarief memberikan apresiasi kepada P2MKP sebagai sebuah komunitas pembelajaran yang melakukan transaksi positif dengan bertukar ilmu dan pengetahuan. Ilmu yang dibagi dengan sesama anggota P2MKP diharapkan dapat diteruskan lagi kepada masyarakat umum sehingga terjadi sharing knowledge multilevel dengan multiplier effect.

“Kita harus saling percaya, menjunjung tinggi kebenaran, serta selalu ikhlas berbagi. Berbagi ilmu pengetahuan tidak akan membuat kita kekurangan, melainkan semakin kaya karena semakin banyak informasi atau ilmu yang didapat dari interaksi yang tercipta dengan orang-orang berbeda,” lanjutnya.

Sementara itu, di tengah pandemi Covid-19 ini, Sjarief mendorong P2MKP untuk bertransformasi, menggunakan segala sarana prasarana yang dimiliki untuk mempercepat proses usaha. Saat tidak mungkin melakukan pertemuan tatap muka atau perjalanan jauh, P2MKP diminta untuk membangun ekosistem digital memanfaatkan teknologi komunikasi yang ada.

“Kita harus mulai mengubah mindset bahwa ekosistem digital itu adalah milik generasi muda. Generasi tua pun harus memberanikan diri dan membuka hati serta pikiran untuk berpindah ke ekosistem digital,” tegas Sjarief.

Untuk dapat sukses membangun ekosistem digital ini, Sjarief memaparkan beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, SDM. SDM pada ekosistem digital haruslah SDM yang mau belajar, beradaptasi, dan memiliki keingintahuan yang tinggi. Dengan demikian, mereka mau belajar tidak hanya dari guru atau pelatih melainkan juga mencari dari berbagai sumber lain, termasuk search engine.

Kedua, sarana prasarana. Untuk masuk dalam ekosistem digital, sarana prasarana seperti gadget dan akses internet mutlak harus dimiliki. Sarana prasarana ini dapat mempermudah P2MKP dalam memberikan pembelajaran atau pelatihan. “Jangan sampai ada anggota P2MKP yang tidak punya komputer atau ponsel dan tidak mengerti cara mencari informasi di search engine.”

Ketiga, software atau metodologi sebagai model atau cara kerja pada pembelajaran daring. Sjarief berkeyakinan, pembelajaran daring tidak dapat dilakukan dengan menampilkan presentasi yang penuh dengan tulisan. Menurutnya, pembelajaran harus menggunakan media yang menarik seperti tayangan film atau ilustrasi gambar.

Keempat, membangun public awareness melalui sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya membangun komunitas bisnis berbasis daring. Terkait hal ini, Sjarief mengusulkan Forkomnas P2MKP yang baru untuk menggagas dan mengukuhkan sebuah society business learning.

Agar produk dapat menjangkau pasar yang lebih luas, Sjarief meminta setiap anggota P2MKP saling membantu memasarkan produk masing-masing. Dengan demikian, society yang terbentuk tidak hanya sebagai sarana pelatihan dan produksi, namun juga jejaring pemasaran downline.

“Intinya kita bangun komunitas leaning society yang berujung pada business society,” pungkasnya.

Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati menyebut, P2MKP berperan besar dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi SDM sektor kelautan dan perikanan. Sebagai pelaku usaha yang telah berhasil menjalankan bisnisnya, para anggota P2MKP tidak ragu berbagi ilmu bagi masyarakat lokal.

Lilly menjelaskan, Munas ini diselenggarakan untuk membangun kohesivitas antara pemerintah, stakeholder, dan masyarakat serta membentuk kaderisasi kepemimpinan secara demokratis.

“Kami berharap melalui kegiatan Munas ke III P2MKP akan terbangun demokratisasi dalam pencapaian kata mufakat untuk pencapaian tujuan bersama,” tutur Lilly dalam kegiatan yang diikuti sekitar 300 peserta tersebut.

Adapun Ketua Panitia Penyelenggara Munas III Forkomnas P2MKP, Sri Sulastri membeberkan, kegiatan utama dalam Munas ini adalah laporan pertanggungjawaban kepengurusan Forkomnas P2MKP periode 2-17 – 2020 sekaligus pemilihan ketua dan kepengurusan Forkomnas P2MKP periode 2020-2023. (wepe)