Kastara.id, Jakarta – Pameran karya seni Istana Kepresidenan yang digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, sepanjang bulan Agustus ini akan menyuguhkan teknologi yang unik bagi para penikmat seni. Pengunjung akan disuguhi dengan teknologi “Augmented Reality” atau yang dalam bahasa Indonesia dapat disebut dengan realitas tertambah.

Teknologi ini memungkinkan benda-benda maya diproyeksikan ke dalam dunia nyata untuk memperkaya informasi yang sebelumnya tidak terlihat. Lukisan-lukisan karya maestro seni Indonesia yang dipamerkan diperkaya dengan animasi tiga dimensi yang menceritakan kisah di balik setiap lukisan tersebut.

Pengunjung yang datang langsung ke lokasi pameran dapat merasakan sensasi paduan interaksi benda-benda maya dan dunia nyata dengan memanfaatkan aplikasi yang dipasang ke dalam telepon genggam berbasis Android. Aplikasi tersebut dapat diunduh dari Google Play melalui tautan: http://bit.ly/2biWzj5.

Aplikasi Goresan Juang Kemerdekaan tersebut dikembangkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk memberikan pemahaman melalui visualisasi yang lebih mudah dipahami oleh para pengunjung. Saat aplikasi tersebut dijalankan, pengunjung cukup mengarahkan kamera telepon genggamnya ke arah lukisan yang dipamerkan. Melalui layar telepon genggamnya, pengunjung kemudian akan melihat informasi berupa nama pelukis, tokoh-tokoh di dalam lukisan, serta latar belakang cerita dalam bentuk animasi multimedia yang mudah dipahami. Hal tersebut tentunya akan memberikan nilai tersendiri, terutama bagi generasi muda yang akrab dengan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi para penikmat seni yang tidak sempat datang langsung ke Galeri Nasional Indonesia, aplikasi tersebut tetap dapat digunakan dalam mode luring (offline). Tentunya bagi para pengguna mode tersebut hanya dapat memanfaatkan fitur dari aplikasi tersebut yang lebih terbatas.

Selain aplikasi Goresan Juang Kemerdekaan, Bekraf juga memperkenalkan sebuah aplikasi lainnya yang sangat bermanfaat. Seringkali pengunjung harus berdesak-desakan saat menghadiri sebuah pameran atau seminar. Bahkan, untuk sekedar masuk ke dalam ruangan, pengunjung diharuskan untuk mengantre terlebih dahulu yang dapat mengurangi kenyamanan para pengunjung.

Berdasarkan pengalaman tersebut, Bekraf memperkenalkan aplikasi “Bek-ID” sebagai solusi. Aplikasi ini memungkinkan pengunjung untuk mendaftar terlebih dahulu secara daring (online) sebelum berkunjung ke suatu pameran.

Calon pengunjung diminta memilih waktu kunjungan dan berapa orang jumlah rombongan. Apabila waktu yang dipilih sudah penuh, maka aplikasi akan menganjurkan waktu lainnya yang lebih memungkinkan. Setelah selesai mendaftar secara daring, calon pengunjung akan mendapatkan posel (e-mail) konfirmasi yang bisa ditukarkan dengan ID masuk saat mereka tiba di lokasi acara sesuai dengan jadwal kunjungan yang dipilih.

Aplikasi ini rencananya akan digunakan di setiap acara yang diselenggarakan oleh Bekraf ke depannya. Selain akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung, juga akan memberikan informasi mengenai acara-acara seperti seminar, pameran, dan workshop yang akan diselenggarakan oleh Bekraf dan mitranya.

Pemanfaatan aplikasi tersebut mulai diperkenalkan dalam pameran karya seni Istana Kepresidenan bertajuk “17/71: Goresan Juang Kemerdekaan” yang digelar di Galeri Nasional, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, sepanjang bulan Agustus ini. Aplikasi tersebut dapat diunduh ke dalam telepon genggam berbasis Android. Untuk menggunakannya dapat langsung menuju situs bek-id.com atau mengunduhnya dengan mencari “Bek-ID” melalui Google Play atau langsung melaui tautan http://bit.ly/2aLO04x. (nad)