Joko Widodo

Kastara.ID, Jakarta – World Economic Forum (WEF) mengeluarkan laporan peringkat daya saing dunia terbaru berlabel The Global Competitiveness Index Report 2019. Hasilnya, peringkat Indonesia berada di posisi 50, turun 5 peringkat dibandingkan tahun lalu di posisi 45 dengan nilai 64,6, turun 0,3 dari tahun lalu.

Laporan terbaru yang berbarengan dengan akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo periode 1 itu menyebutkan, kinerja Indonesia pada dasarnya tak banyak berubah lantaran penurunan skor GCI kecil, yaitu 0,3. Kekuatan utama Indonesia  terletak pada ukuran pasar (peringkat 7 dengan skor 82,4) dan stabilitas makroekonomi (peringkat 54 dengan skor 90).

Lembaga itu juga menyatakan Indonesia memiliki budaya bisnis yang dinamis (peringkat 29 dengan skor 69,6) dan sistem keuangan yang stabil (peringkat 58 dengan skor 64,0). Dua indikator itu dinilai meningkat pada 2019.

Penyebab penurunan tingkat daya saing Indonesia terletak pada kualitas akses yang tetap relatif rendah dan kapasitas inovasi Indonesia yang masih terbatas, sekalipun memiliki tingkat adopsi teknologi yang tinggi sebagai negara berkembang.

“Ada ruang yang cukup untuk perbaikan bagi Indonesia kepada batas tertinggi penilaian, antara 30 dan 40 poin,” tulis WEF.

Singapura menduduki peringkat pertama sebagai negara berdaya saing paling tinggi, menggeser posisi Amerika Serikat yang turun ke peringkat kedua.

Sebagai catatan, pada masa awal pemerintahan Presiden Joko Widodo, daya saing Indonesia (2014-2015) berada di peringkat 34 dari 144 negara, atau naik empat tingkat dari posisi sebelumnya 38 pada 2013-2014. (mar)