ESDM

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, pemerintah tetap berkomitmen untuk menyediakan suplai energi baru terbarukan (EBT).

Menurut Arifin, suasana pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi transformasi energi nasional.

“EBT tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berketahanan dan berkelanjutan, namun juga berdampak signifkan bagi pengurangan emisi gas rumah kaca dan mendorong peciptaaan lapangan kerja baru,” kata Arifin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/10).

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi EBT dengan kekuatan yang cukup besar yaitu lebih dari 400 Giga Watt. Kendati, potensi itu baru dioptimalkan 2,5 persennya saja.

Sementara, pihaknya juga terus mengejar target bauran EBT mencapai 23 persen di 2025 mendatang dan meningkat menjadi 30 persen pada 2050.

Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah agar pemanfaatan EBT ini bisa lebih optimal dan terbaur dengan cepat, seperti menyiapkan rancangan pembelian listrik EBT, menciptakan pasar baru EBT hingga memaksimalkan implementasi bio energi melalui percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di 12 kota.

“Kemudian pemanfaatan bio massa dan sampah untuk co-firing PLTU eksisting, pelaksanaan program B30 dan pengembangan green refinery,” tuturnya.

Ia menambahkan, pemerintah juga mendorong pengembangan panas bumi berbasis kewilayahan melalui Flores Geothermal Island untuk pemenuhan beban dasar listrik di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. (mar)