Gunung Agung

Kastara.id, Jakarta – Pariwisata Bali siap menggeliat kembali. Pasalnya, status Gunung Agung telah diturunkan dari level IV atau awas, menjadi level III atau siaga, Sabtu (10/2). Kabar ini tentu menjadi angin segar bagi Pulau Dewata yang baru saja meraih gelar The Best Island in Asia Pacific untuk ke-13 kalinya.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, penurunan status Gunung Agung merupakan berita gembira. Ia berharap hal ini dapat berpengaruh pada kunjungan wisatawan. Status Siaga Gunung Agung sendiri hanya berlaku pada radius tertentu, selebihnya situasi dinyatakan normal.

“Pada hari Sabtu 10 Februari 2018, pukul 09.30 WITA, Badan Geologi menetapkan penurunan status Gunung Agung dari level awas menjadi siaga. Sehingga, seluruh pengungsi dapat kembali ke kediamannya dan aktivitas turis dinyatakan aman sepenuhnya,” jelas Arief Yahya.

Kabar gembira juga datang dari wisatawan asal Tiongkok yang terus membanjiri destinasi Bali. Para wisatawan tanpa ragu datang untuk berakhir pekan, sekaligus merayakan Imlek di Pulau Dewata.

“Menyambut Hari Raya Imlek, pekan depan, kunjungan wisman asal Tiongkok terus berlangsung dan memenuhi hotel-hotel di Bali,” ujar Menpar.

Berdasarkan data yang dihimpun, tiga agen besar di Bali, seperti Tjendana Mandala Sakti (TMS), mendapatkan booking definitif 6.000 pax, sementara 15.000 sedang on procces. Sedangkan reservasi definitif untuk Imlek dari Jetwing, sebanyak 4000 pax. Total booking, sejauh ini sudah 15.000 wisman asal Tiongkok yang akan merayakan Hari Raya Imlek di Bali.

Tingginya kunjungan wisatawan asal Tiongkok tidak terlepas dari kerja keras Menpar Arief Yahya yang melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok pada 23 Januari lalu. Dalam kunjungan kerjanya, Menpar juga melakukan pertemuan dengan tujuh perusahaan yang bergerak di industri pariwisata.

Di Tiongkok, rombongan Menpar bertemu Alitrip, Baidu, Tuniu, Qunar, Tongcheng, EBTC, dan perusahaan pencarter pesawat wisata ke Indonesia. Tujuannya untuk mengabarkan bahwa keadaan Bali aman untuk dikunjungi wisatawan.

Menpar tak lupa mengundang warga Tiongkok untuk berwisata ke Indonesia, termasuk ke Bali. “Silakan merayakan Imlek, tahun baru di tempat yang indah dan destinasi nomor satu dunia versi TripAdvisor 2017,” lanjutnya.

Hal tersebut pun diamini Vinsensius Jemadu, Asdep Pengembangan Pemasaran II Regional I (China). Menurutnya, kunjungan kerja yang dilakukan Menpar bersama travel agent dan media semakin mempertegas jika Bali sudah normal, dan boleh dikunjungi wisatawan.

“Langkah strategis telah kita lakukan untuk terus merayu pasar gendut Tiongkok. Kunjungan Menpar kemarin merupakan bukti keseriusan kita. Kita akan persiapkan semua secara maksimal,” kata pria yang biasa di sapa VJ tersebut.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ignatius Jonan mengatakan pengamatan di Gunung Agung dilakukan sekitar sebulan terakhir. “Dari pengamatan kegiatan vulkanis Gunung Agung selama hampir satu bulan terakhir, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan untuk menurunkan status dari awas menjadi siaga,” ungkap Ignatius Jonan di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem.

Menteri Jonan menambahkan, radius zona bahaya Gunung Agung juga telah diturunkan menjadi empat kilometer dari puncak gunung tertinggi di Bali tersebut.

“Jadi pengertiannya bahwa status siaga ini tetap di radius empat kilometer, sebelumnya kan radiusnya awas enam kilometer sekarang turun menjadi empat kilometer,” tambahnya.

Dari hasil evaluasi aktivitas Gunung Agung pada 10 Februari 2018, dalam kurun waktu satu bulan terakhir frekuensi erupsi menurun. Erupsi Gunung Agung terjadi pada 24 Januari 2018. Ketinggian maksimum kolom erupsi dalam satu bulan terakhir 2.500 meter dari atas puncak terjadi pada tanggal 19 Januari 2018.

“Volume kubah lava di permukaan kawah tidak mengalami perubahan berarti, yaitu sekitar 20 juta meter kubik satu bulan terakhir pun menurun. Jumlah kegempaan secara umum menurun dalam kurun waktu sebulan,” ujarnya. (mar)