Komunitas Golok Depok

Kastara.id, Depok – Komunitas pecinta dan pelestari golok khas Depok hari menggelar milad pertamanya yang dihadiri Wali Kota Depok Mohammad Idris di Resto Bakoel Samara, Pancoran Mas, Depok, Minggu (11/3).

Ketua panitia penyelenggara milad pertama Komunitas Golok Depok (GD) M Anazir mengatakan, selain menggelar syukuran, juga menampilkan atraksi seni budaya pencak silat, seminar sejarah bilah golok, pameran golok, bazaar bilah golok, serta aneka makanan khas kota Depok. Dan yang menarik adalah uji kemampuan golok tradisional.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Depok Mohammad Idris berharap Komunitas Golok Depok mampu mempertahankan komunitasnya dengan memperbanyak regenerasi. Keberadaan komunitas Golok Depok diharapkan menjadi wadah positif dalam melestarikan golok sebagai budaya asli bangsa Indonesia.

Keberadaan Komunitas Golok Depok diharapkan tidak hanya sekadar pamer golok saja. Melainkan ikut serta dalam membantu dan menolong sesama dalam aksi sosial. “Keberadaan Komunitas Golok Depok harus dilestarikan. Salah satunya dengan cara mempertahankan regenerasi di kalangan masyarakat Kota Depok,” ujar Idris.

Di sisi lain Idris juga mengingatkan bahwa membawa golok dalam setiap kesempatan, bukan untuk ajang pamer atau menakuti orang. Tetapi ikut serta dalam membantu dan menolong  masyarakat. “Kami Pemerintah Kota Depok berharap, memasuki tahun pertama terbentuknya Komunitas Golok Depok ini, dapat menambah dan melestarikan budaya Betawi yang identik dengan Kota Depok,” ungkapnya.

Tentang keberadaan komunitas yang berdiri di kota Depok ini, Ketua Komunitas Golok Depok Ahmad Tamami Husein menjelaskan, keberadaan Komunitas Golok Depok sebenarnya sudah diawali sejak dua hingga tiga tahun yang lalu. Namun secara resmi baru dibentuk sejak setahun yang lalu.

“Kami berharap keberadaan Komunitas Golok Depok ini, menjadi ajang silaturahmi bersama masyarakat yang peduli dengan budaya Betawi dan bersama-sama melestarikan golok di Kota Depok. Selain itu, keberadaan komunitas ini, menjadi salah satu organisasi yang dapat membantu secara sosial ke masyarakat, khususnya di Kota Depok,” ujar Ahmad Tamami Husein.

 

Selain sebagai syukuran milad Komunitas Golok Depok, momen ini juga menjadi ajang silaturahim para pecinta dan penggemar golok serta komunitas golok dan senjata tajam yang tersebar di Jabodetabek.

Komunitas Persaudaraan Golok Depok (Pesantren Persaudaraan Besi Tempa Diri Asah Hati) sendiri pertama kali diperkenalkan setahun yang lalu di Jalan Al Hukama RT 3/4, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Terbentuknya berawal dari beberapa warga asli Depok yang menyukai senjata tajam jenis golok.

Ternyata Kota Depok memiliki warisan sebuah golok yang beda dari kota-kota lainnya. Meskipun terlihat hampir sama dengan golok Jakarta dan golok Banten, tetapi jika sebenarnya ada perbedaan yang mencolok. Mulai dari panjang, lebar, hingga ketebalannya. Golok Depok memiliki ukuran bilah lebih besar dibandingkan golok lainnya.

“Golok Depok mengadopsi Golok Betawi tapi lebih gede. Kalau golok biasa panjangnya hanya 27cm. Nah golok Depok lebih panjang, minimalnya panjang 31cm, lebarnya 4cm, dan ketebalannya berkisar antara 4 sampai 6mm,” jelas Ahmad Tamami Husein.

Hingga satu tahun terakhir ini, anggota Komunitas Golok Depok sudah berjumlah lebih dari delapan ribu anggota yang tersebar di berbagai wilayah Jabodetabek dan Banten. “Kami berharap jumlah ini akan terus meningkat sebagai wujud keguyuban para pecinta seni budaya Betawi,” pungkasnya. (*)

Komunitas Golok Depok

Reporter/Foto: Rudi Irwanto/Kastara.ID
Editor: Dwi