Jamiluddin Ritonga

Kastara.ID, Jakarta – Beberapa petinggi Partai Golkar mendorong Airlangga Hartarto untuk meramaikan bursa calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Dorongan itu juga dinyatakan kader Golkar dari daerah.

Demikian diungkapkan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada Kastara.ID, Kamis (11/3).

Menurutnya, sebagai Ketua Umum Golkar, peluang Airlangga Hartarto menjadi capres pada 2024 memang masih terbuka. “Sebab, dengan perolehan suara 12,31 persen pada Pileg 2019, Golkar tinggal mengajak satu atau dua partai politik (parpol) untuk berkoalisi mengusung Airlangga Hartarto menjadi capres,” katanya.

Masalahnya, lanjut pria yang kerap disapa Jamil ini, apakah internal Golkar akan bulat mengusung Airlangga Hartanto? Sebab, di Golkar juga banyak sosok mumpuni yang layak menjadi capres, seperti Bambang Soesatyo, Agun Gunanjar Sudarsa, dan Indra Bambang Utoyo.

“Kalau Airlangga Hartarto ingin menjadi capres, maka diperlukan satu suara di tubuh Golkar. Kalau ini terwujud, barulah terbuka peluang untuk penjajagan berkoalisi dengan parpol lain,” papar pengajar Metode Penelitian Komunikasi ini.

Parpol lain tentu tidak mudah diajak berkoalisi kalau elektabilitas Airlangga Hartarto sangat rendah. Hingga saat ini elektabiltasnya di kisaran 1 persen. Elektabilitanya ini jauh dibawah Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Ridwan Kamil.

“Elektabilitas Airlangga Hartarto tampaknya sulit ditingkatkan. Sebab, sejak Desember 2017 Airlangga Hartarto sudah menjadi Ketua Umum, namun elektabilitas tak jua meningkat. Posisinya sebagai menteri juga tidak dapat mendongkrak elektabilitasnya,” jelas penulis buku Riset Kehumasan ini.

Jadi, imbuh Jamil, elektabilitas Airlangga Hartarto tampaknya memang sulit untuk ditingkatkan. Hal ini membuat nilai jualnya rendah untuk ditawarkan ke parpol lain pada pilpres 2024.

Jamil juga memprediksi bahwa semua itu akan menyulitkan parpol lain berkoalisi dengan Golkar untuk mengusung Airlangga Hartarto menjadi capres. Sebab, dengan elektabilitas yang sangat rendah, peluang Airlangga Hartarto untuk terpilih pada pilpres 2024 sangat kecil.

Parpol lain hanya mau berkoalisi dengan Golkar kalau Airlangga Hartarto berpeluang besar menang pada Pilpres 2021. Hanya saja bila dilihat dari hasil survei, peluangnya terpilih pada pilpres 2024 dapat dikatakan sangat kecil.

“Karena itu, internal dan eksternal Golkar tampaknya akan sulit mengusung Airlangga Hartarto pada pilpres 2024. Tentu perkiraan ini hanya berlaku bila elektabilitas Airlangga Hartarto tetap di kisaran 1 persen,” pungkasnya. (jie)