Headline

Peradaban Berkelanjutan Sarkofagus Karajia

Oleh: Jaya Suprana

TANPA sedikit pun mengecilkan nilai spektakular keanekaragaman peradaban maha dahsyat Peru yang terkandung pada Macchu Pichu, Cusco, Arequipa, Caral Supe, geoglif Nazca, saya merasa tertarik untuk mempelajari peradaban Chachapoya.

Para Pendekar Awan
Suku Chachapoya dijuluki sebagai “Warriors of the Clouds” alias Para Pendekar Awan yang sempat gigih melawan Inka Empire pada abad XVI sebelum kaum konquistador dari Spanyol menjarah, menguasai kemudian menumpas penduduk pribumi Amerika Selatan.

Karena letak geografis yang relatif terpencil di kawasan pegunungan ketinggian 2.500 meter terlindung hutan belantara, maka peradaban Chachapoya terawetkan sampai masa kini, sebagai satu di antara segelintir peradaban penduduk asli pribumi yang masih bertahan hidup di Peru sampai masa kini.

Sarkofagus
Saya pribadi tertarik pada peradaban Chachapoya akibat dua hal. Pertama masyarakat Chachapoya hidup mandiri di wilayah terisolir dari Inka Empir. Kedua adalah warisan kebudayaan Peru yang tersohor dengan sebutan Sarkofagus Karajia sehingga peradaban Chachapoya memiliki daya tarik geo-arkeologis tersendiri.

Sarkofagus Karajia bagi saya tidak kalah menarik ketimbang sarkofagus Mesir kuno, karena bentuk rupa terutama pada bagian yang menampilkan wajah manusia memiliki kemiripan dengan patung-patung batu yang misterius berdiri tegak di pulau Paskah di kawasan tengah samudra Pasifik .

Peradaban Berkelanjutan
Dan juga tradisi kearifan leluhur masyarakat Chachapoya di Peru yang meletakkan sarkofagus berwajah manusia di tebing perbukitan memiliki kesejajaran sukma dengan tradisi kearifan leluhur masyarakat Toraja di Indonesia. Sementara di sisi lain ada jalinan keterkaitan peradaban Toraja dengan Batak.

Sangat menarik bahwa garis peradaban berkelanjutan melalui arus angin dan arus air alami sebagai pendukung pelayaran pada hakikatnya dapat ditarik mulai dari masyarakat Chachapoya di Peru menyeberangi Samudera Pasifik ke Pulau Paskah lalu ke masyarakat Toraja di Sulawesi kemudian berlanjut ke masyarakat Batak di sekitar Danau Toba di Sumatera. (*)

* Pembelajar Kebudayaan dan Peradaban

Leave a Comment

Recent Posts

Selamat Ginting : Demokrasi Asli Indonesia Sumbernya Semangat Kolektivisme

Kastara.Id,Jakarta - Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting mengungkapkan, demokrasi asli Indonesia sumbernya adalah…

POPWILDA wilayah I Jabar di Ikuti Tujuh Daerah.

Kastara.Id,Depok - Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono melepas ratusan atlet yang akan mengikuti…

Rombongan Pelajar SMK Lingga Kencana Depok Mengalami Kecelakaan di Kawasan Wisata Ciater

Kastara.Id,Depok - Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengungkapkan, bus rombongan SMK Lingga Kencana yang terguling…

Seluruh Biaya Perawatan Korban Kecelakaan Bus Pariwisata Ditanggung Pemerintah Kota (Pemkot) Depok

Kastara.Id,Depok - Seluruh biaya perawatan korban kecelakaan bus pariwisata yang mengangkut siswa SMK Lingga Kencana,…

Program KDS Pendidikan Untuk Warga Yang ber KTP Depok

Kastara.Id,Depok - Program Pemerintah Kota Depok melalui Kartu Depok Sejahtera (KDS) bukan untuk satu golongan,…

Imam – Ririn Pilkada Depok 2024 Sudah Mantap 99 Persen

Kastara.Id,Depok - Koalisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golkar Depok resmi mengusung Imam Budi…