Kastara.id, Tangerang – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan volume ekspor mobil akan naik 10 persen pada tahun depan dibandingkan tahun ini yang mencapai 200 ribu unit. Potensi ini didorong dengan kebijakan pemerintah menciptakan iklim investasi yang kondusif dan makin agresifnya para prinsipal memproduksi kendaraan global.

“Saya optimistis karena pemerintah bersama pelaku industri otomotif di dalam negeri bertekad mewujudkan Indonesia menjadi basis produksi industri kendaraan bermotor serta komponennya di ASEAN, bahkan dunia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla pada pembukaan pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (11/8).

Dalam upaya mendongkrak pasar ekspor, Menperin mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina terkait pembahasan tentang peningkatan standar emisi dari Euro2 ke Euro4. “Kami minta supaya Pertamina sudah bisa menyiapkan (suplai bahan bakar yang mendukung standar emisi tinggi) dengan target tahun 2019 atau 2020. Saat ini Pertamina sudah menyiapkan kilang,” ujar Airlangga.

Kementerian Perindustrian sendiri, serius mengkaji tentang pemberlakuan standar Euro4. Selain bermanfaat dari sisi lingkungan, juga berdampak ke industri. “Pelaku industri otomotif di dalam negeri agar memprioritaskan produksi kendaraan yang ramah lingkungan sehingga memenuhi standar emisi kendaraan Euro-4. Kami juga tengah menyiapkan roadmap-nya karena penerapan Euro4 itu bagus dampaknya terhadap lingkungan,” kata Menperin.

Solusi lainnya untuk meningkatkan ekspor, para prinsipal perlu memperbanyak produksi kendaraan yang diminati pasar global saat ini seperti tipe sedan dan SUV. “Selama ini di Indonesia lebih banyal memproduksi model MPV,” ujar Airlangga.

Di sisi lain, Menperin meminta kepada para pelaku industri otomotif nasional lebih memperdalam struktur industrinya melalui peningkatan kemampuan industri komponen. “Potensi pasar dalam negeri yang terus berkembang menjadi pendorong bagi pelaku usaha untuk makin mengembangkan produknya sehingga menumbuhkan industri komponen guna memperdalam struktur industri otomotif nasional,” katanya.

Lebih jauh Airlangga memastikan, pihaknya aktif memacu daya saing industri otomotif nasional melalui peningkatan kemampuan SDM dan manajemen industri serta peningkatan penguasaan teknologi dan R&D industri otomotif.  “Keberadaan industri otomotif dipandang sebagai salah satu sektor yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, penjualan kendaraan bermotor roda empat mencapai 1,1 juta unit pada tahun 2015. Angka penjualan ini akan terus tumbuh seiring peningkatan ekonomi nasional. Apalagi Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan industri otomotif nasional melalui berbagai langkah strategis khususnya untuk menarik investasi baru dan mendorong peningkatan kapasitas produksi.

Industri otomotif juga memberikan efek ganda cukup besar terhadap kegiatan sektor ekonomi lainnya, terutama terhadap penyerapan tenaga kerja yang hingga saat ini mencapai 1,5 juta orang. Jumlah itu terdistribusi pada berbagai sektor mulai dari industri perakitan, industri komponen lapis pertama, kedua dan ketiga, sampai di tingkat bengkel resmi sales, service, dan spare parts.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan hal senada bahwa industri otomotif dijadikan sebagai indikator penting untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara. Sektor ini mampu memberikan efek besar ke banyak pihak dari hulu sampai hilir

Karena itu, lanjut JK, pemerintah berupaya untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif melalui penyediaan infrastruktur. “Dengan infrastruktur yang memadai, maka pendistribusian kendaraan ke daerah akan terbantu. Hal ini juga akan memberikan nilai tambah bagi daerah,” kata JK. (nad)