Gubernur Papua

Kastara.ID, Jakarta – Ratusan mahasiswa asal Papua dan Papua Barat kembali ke kampung halaman. Hal ini dipicu adanya peristiwa rasisme di asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Berdasarkan informasi terakhir, 830 orang mahasiswa asal Papua telah kembali ke kampung halaman. Asrama mahasiswa Papua di Bandung telah sepi (10/9). Tetapi kebanyakan mahasiswa pulang ketika momentum liburan semester.

Sebagian mahasiswa yang pulang mengaku telah menyesal karena tertipu oleh isu yang kurang benar. Namun sebagiannya lagi mengaku mendapat perlakuan tidak adil dari aparat, sehingga mereka berbondong-bondong kosongkan Pulau Jawa.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menerima laporan bahwa lebih dari 800 mahasiswa Papua dan Papua Barat yang pulang.

Wiranto menambahkan bahwa kepulangan ratusan mahasiswa ini diakibatkan adanya provokasi dan informasi yang tidak benar. Para mahasiswa Papua mendapatkan informasi bahwa apabila mereka tetap belajar di daerah luar Papua dan Papua Barat, maka akan ada ancaman keselamatan. Ini yang menjadi pemicu mahasiswa asal Papua ini kembali beramai-ramai.

Sementara Panglima TNI merespons persoalan ini dengan menyediakan pesawat Hercules untuk mengangkut mahasiswa asal Papua yang ingin tetap lanjutkan studi. Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya menyediakan dua pesawat Hercules untuk keperluan tersebut.

Kepulangan ratusan mahasiswa dari Provinsi Papua dan Papua Barat berkaitan dengan isi maklumat Majelis Rakyat Papua (MRP) pada 23 Agustus lalu. MRP meminta seluruh mahasiswa asal Papua yang belajar di luar pulau untuk pulang dan melanjutkan studinya di Papua.

Meski demikian MRP telah menolak untuk disalahkan. MRP menjelaskan itu untuk alasan keselamatan bukan anjuran untuk pulang bergerombol seperti yang sedang terjadi.

Menyoal kelanjutan nasib mahasiswa Papua dan Papua Barat yang pulang ke kampung halaman, Gubernur Papua pusing.

Sebab Ketua MRP Timotius menjelaskan bahwa pemerintah harus memikirkan, mereka ini pulang karena ada sebab akibat. Pemerintah yang dimaksud adalah pemerintah daerah atau gubernur.

Gubernur Papua Lukas Enembe mempertanyakan kepulangan ratusan mahasiswa Papua. Gubernur pernah membuat ujaran jika NKRI tidak aman, maka mahasiswa asal Papua silakan pulang, namun ini kondisi sudah aman. Lukas pertanyakan lantas kenapa mereka pulang (9/9).

Gubernur mengaku pusing mahasiswa mau ditaruh di mana (melanjutkan kuliahnya di mana). Sebab Universitas Papua (Unipa) sudah menerima 2.000 mahasiswa pada tahun ajaran baru yang disebut “sudah maksimal”. Sementara daya tampung Universitas Cendrawasih (Uncen) sendiri terbatas. Tahun ini bahkan dipaksa menerima 6.000 mahasiswa baru padahal daya tampung maksimal seharusnya 4.000 mahasiswa.

Untuk itu, Gubernur Papua mengimbau agar mahasiswa Papua yang kuliah di berbagai daerah untuk tetap menyelesaikan perkuliahan di kampus masing-masing. Kembali ke daerah tempat menempuh pendidikan masing-masing. (rya)