Srilanka

Oleh: Jaya Suprana

MAYORITAS warga Sri Lanka adalah umat Buddha aliran Theravada. Namun Gangramaya sebagai kuil Buddha paling terkemuka Sri Lanka di Danau Beira, Kolombo, secara kultural menampilkan suasana Theravada sekaligus Mahayana.

Kuan Im
Pengaruh kebudayaan Buddhisme China melebur dengan Buddhisme India, Thailand, Myanmar, Tibet, Indonesia, dan tentu saja Sri Lanka sendiri, menghadirkan suasana globalisme pada kuil Gangaramaya yang dibangun secara bertahap sejak abad XIX.

Patung dewi Kuan Im dan para penjaga swargaloka Buddhisme China tampak pada gerbang utama kuil Gangaramaya yang secara keseluruhan terdiri dari bangunan gedung Vihara, Cetiva, Mandiraya, pohon Bodhi, Kamar Relik, museum, perpustakaan, Seema Malaka, Pirivena.

Di Kamar Relik terdapat sumbangsih relik Buddha dari umat Buddha di Chitagong, Bangladesh sebagai sebuah negara dengan mayoritas umat Islam. Selasar meditasi Seema Malaka dibangun atas donasi masyarakat Muslim.

Borobudur
Di masa kini Gangaramaya juga merupakan pusat kemanusiaan meliputi asrama lansia, asrama yatim piatu, pusat pendidikan vokasional. Para anggota Yayasan Gangramaya aktif menebar Dhamma di mancanegara dengan mendirikan kuil dan pusat pendidikan Buddishme di Staten Island, New York, Tanzania dan lain-lain.

Namun bagi saya sebagai warga Indonesia, yang paling menggetar sukma pada kuil Gangaramaya tentu saja adalah kawasan Borobudur yang secara khusus menampilkan replika patung-patung Buddha dan stupa-stupa candi Borobudur bersemayam rancak vertikal delapan susun sebagai tribut penghormatan bagi candi Borobudur sebagai monumen terbesar Buddhisme di planet bumi ini.

Menyimak fakta bahwa masyarakat Sri Lanka sedemikian menghayati keagungan candi Borobodur, maka apabila Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dapat menghadirkan penerbangan langsung Kolombo-Yogyakarta dapat diharapkan berduyun-duyun warga Sri Lanka melakukan wisata-religi mengunjungi candi Borobudur. (*)

* Penulis adalah pembelajar kebudayaan dan peradaban dunia