Candi Borobudur

Kastara.ID, Jakarta — Wakil Ketua DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) Fahira Idris meminta siapapun untuk tidak mengulangi kekeliruan yang dilakukan pemilik usaha Babiambo yang menjual masakan padang berbahan baku daging babi. Protes keras yang dilakukan masyarakat Minang sangat beralasan karena usaha rumah makan padang dan menu-menunya terutama rendang punya nilai-nilai yang dijunjung tinggi masyarakat Minang salah satunya nilai kehalalan.

“Karena yang bersangkutan sudah meminta maaf, menyesal, dan mengaku ini murni karena pemahaman dia yang kurang, maka Insya Allah dimaafkan. Saya juga meminta jangan lagi ada yang meniru hal seperti ini, karena kami, masyarakat Minang pasti akan protes keras. Bagi kami, masakan Padang terutama rendang punyai prinsip dan nilai-nilai tersendiri yang kami junjung tinggi. Jika ingin menjual makanan nonhalal, tolong jangan kaitkan dengan kekhasan yang dipunyai orang Minang. Bukankah toleransi juga berarti menghormati nilai-nilai yang diyakini orang lain,” tukas Fahira Idris di Jakarta (11/6).

Menurut Fahira, selain mempunyai nilai budaya dan adat, rendang punya nilai kehalalan. Dari sisi budaya dan adat kita semua tahu, rendang lahir dari ide dan kearifan masyarakat Minangkabau yang selalu disajikan pada acara adat perhelatan sebagai bentuk penghormatan terhadap penghulu, niniak mamak, bahkan tamu yang datang ke rumah. Artinya rendang sudah menjadi identitas tradisi orang Minang.

“Dari sisi kehalalan sangat terkait dengan asas orang Minang yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang tercermin dari semua aktivitas termasuk memasak. Rendang harus dari bahan daging yang halal sebagai bentuk ketaatan orang Minang dalam menjalankan ajaran agama. Jadi, jika ada yang mengkreasikannya dengan bahan nonhalal apalagi mengomersialkannya, artinya tidak menghormati prinsip dan nilai yang kami junjung tinggi,” tukas Fahira lagi.

Terlepas dari usaha nasi Padang berbahan daging babi ini sudah tutup, Fahira sangat menyayangkan komentar-komentar sebagian orang yang menganggap sepele persoalan rendang babi ini dan membandingkannya dengan masakan-masakan lain yang bebas dikreasikan dan dikonsumsi. Selain keluar dari konteks, masakan lain mempunyai nilai dan prinsip yang berbeda dengan rendang Minang.

“Jadi tolonglah, jika masih ada yang menganggap persoalan rendang babi ini hal yang remeh temeh atau terlalu dibesar-besarkan, perluas pemahaman Anda. Mohon prinsip dan nilai yang kami junjung tinggi ini dipahami dan dihormati,” pungkas Senator DKI Jakarta ini. (dwi)