Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

Kastara.ID, Jakarta – Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto menjelaskan, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sedang digulirkan pemerintah ternyata kebutuhan belanjanya terus meningkat. Di antara program PEN itu adalah pemberian stimulus perekonomian, insentif pajak, dan bantuan sosial.

“Belanja meningkat tajam pada program PEN yang realisasinya mencapai Rp 344,11 triliun atau 49,6 persen,” ungkap Dito saat memimpin rapat kerja dengan Menteri Keuangan, Gubernur BI, Ketua OJK, dan Kepala LPS, Kamis (12/11). Selain itu, transfer ke daerah dan dana desa juga dipercepat. Diharapkan, semua ini mampu memulihkan perekonomian domestik dengan ditandai salah satunya konsumsi rumah tangga yang meningkat.

Diito menyampaikan, realisasi belanja pemerintah saat ini mengalami akselerasi pada triwulan III tahun 2020. Dengan pertumbuhan 15,5 persen, realisasi belanjanya mencapai Rp 1.841,1 triliun atau 67,2 persen dari anggaran. ÀPBN sendiri hingga akhir triwulan III 2020 mencapai Rp 682,1 triliun atau 4,16 persen terhadap PDB.

“Realisasi pendapatan negara sebesar Rp 1.159 triliun atau 68,2 persen dari target Perpes Nomor 72 Tahun 2020 atau tumbuh negatif 13,7 persen (yoy),” tambah politisi Partai Golkar ini. Sementara, lanjut Dito, dari sisi moneter, BI terus melanjutkan kebijakan moneter dan macro prudencial dan juga memperkuat bauran kebijakan. Inflasi pun berada pada level yang rendah sebesar 1,42 persen pada September 2020.

Mengomentari nilai tukar rupiah, Dito melihat relatif terkendali, karena didukung langkah-langkah stabilisasi BI. Pada triwulan III 2020, nilai tukar rupiah secara point to point mengalami depresiasi 4,20 persen, sejalan dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan, baik karena faktor global maupun domestik. (rso)