Anugerah Karya Jurnalistik Antikorupsi (AKJA) 2017

Kastara.id, Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada para jurnalistik yang ikut serta dalam mengungkap perkara maupun isu tentang korupsi, Indonesia Coruption Watch (ICW) kembali menggelar Anugerah Karya Jurnalistik Antikorupsi (AKJA) 2017. Acara yang sudah diadakan sejak tahun 2015 tersebut, kali ini berlangsung di kawasan Kemang, Jakarta, Sabtu (9/12).

Media memiliki fungsi yang sangat signifikan dalam melihat kondisi bangsa saat ini terkait isu korupsi yang semakin merajalela. Dan terkait pemberian apresiasi di tahun ketiga ini panitia menerima total 130 karya yang diproduksi sepanjang semester dua tahun 2016 dan semester satu tahun 2017. Kemudian dipilih berdasarkan empat kategori yaitu Laporan Mendalam dan Investigasi, Foto Berita, Karikatur dan Komik Strip, serta Audio Visual.

“Bukan hanya sekadar rutinitas memberikan apresiasi di mana para jurnalis menyuarakan, mempublikasikan persoalan korupsi dan merupakan pendidikan politik pada publik,” ujar Agus dari perwakilan ICW.

Untuk tim juri kategori Audio visual yang terdiri dari Ria Ermunsari, Dandhi Dwi Lakskno, dan Roy Thaniago menetapkan video ‘Ada Aparat di Putaran Judi’ karya Guntur Abriansyah (Trans7) sebagai pemenang mengungguli karya Maria Sarjana (CNN Indonesia TV) yang berjudul ‘Menguak Sengkarut E-KTP” dan ‘Akal-akalan di Senayan’ karya Herry Fetriadi (Metro TV).

Untuk kategori fotografi jurnalistik, tim juri yang terdiri dari Gardjito, Ahmad Deny Salman, dan Ramah Handoko memilih foto hasil bidikan Yunandhi Agung dari Kompas yang berjudul ‘Nazarudin Setelah Sidang Tipikor’ mengungguli Nova Wahyudi (Antara Foto) dengan judul ‘Tertunduk Menunggu Vonis’ serta Hasiholan Siahaan (Sindo) dengan judul foto ‘Bupati Buton Non Aktif Di Dakwa Suap Akil Mochtar’.

Pada kategori Karikatur dan Komik Strip dengan tim juri yang terdiri dari Djoko Luwarso, Kendra Paramita, dan Popo memilih ‘Korupsi itu menular’ karya M. Syaifudin Ifoed dari harian Indopos sebagai yang terbaik mengungguli ‘Korupsi E- KTP’ karya Djoko Susilo (Suara Merdeka, Semarang) dan ‘Kapan Koruptor Kapok’ karya Tommy Thomdean (Jakarta Post).

Sedangkan untuk kategori Laporan Mendalam Dan Investigasi dengan dewan juri yang terdiri dari Harianto, Muhammad Mustofa, dan Hasudingan Sirait memilih karya Stefanus T. Pramono & Tim Tempo yang berjudul ‘Obral Ijin Sekolah Dokter’ sebagai pemenang mengungguli karya Rusman Paraqbueq & Tim Tempo dan “Keruk Tayan Demi Jakarta’ karya Hariyanto Sagiya dari Pontiabak Post. (koes)