Perempuan

Kastara.ID, Palangka Raya – Di hadapan anggota dan pengurus Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Provinsi Kalimantan Tengah, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengingatkan, kaum wanita adalah penentu masa depan bangsa. Sebagai ibu, perempuan memiliki peran penting untuk mendidik dan mengurus anaknya. Karena itu tidak salah jika dikatakan bahwa kaum perempuan adalah guru bagi anak-anaknya. Sedangkan sebagai istri, wanita bertugas selalu mendampingi suami, baik dalam keadaan senang maupun susah.

“Karena itu di balik sukses seorang laki-laki, selalu ada perempuan yang hebat, selalu mendukung dan menyertainya menuju keberhasilan,” kata Mahyudin menambahkan.

Pernyataan itu disampaikan Mahyudin saat membuka acara Temu tokoh Nasional, kerjasama MPR RI dengan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Provinsi Kalimantan Tengah yang berlangsung di Gedung Dharmawanita Provinsi Kalteng, Rabu (12/12). Tema yang dibahas adalah Peranan Umat Islam Dalam Menjaga Persatuan dan Nilai Nilai Kebangsaan. Ikut hadir anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Agati Sulie dan Ketua BMKT Kalteng Ubudiyah Husein Ali.

Mengingat peran tersebut, Mahyudin berharap setiap perempuan bisa selalu meningkatkan pemahaman tentang agamanya. Ini penting, agar tidak gampang disusupi pemahaman agama yang sempit. Sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kita sudah sering mendengar ada terorisme, itu terjadi karena pemahaman agama yang sempit soal makna jihad. Akibatnya banyak orang yang mati sia-sia, dan itu merugikan kita semua,” kata Mahyudin menambahkan.

Menurut Mahyudin, dirinya mendukung kegiatan ibu-ibu yang tergabung dalam Badan Kontak Majelis Taklim. Karena BKMT melaksanakan kegiatannya dengan baik, santun dan tidak saling pukul. Seperti yang diajarkan Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam.

Sementara itu anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Agati Sulie, mengakui sukses dirinya sebagai anggota MPR, tak lepas dari pengorbanan dan kesetiaannya baik sebagai istri maupun ibu dari anak-anaknya. Bahkan selama ini menurut Agati dirinya lebih mengutamakan kepentingan keluarga dibanding kariernya sebagai politisi.

“Perempuan itu harus mengutamakan keluarga, bukan karier. Buat apa karier maju, jika keluarga berantakan. Makanya, ada istilah di balik sukses seorang lelaki, ada wanita hebat di baliknya. Bisa istri ataupun ibunya, yang pasti seorang perempuan,” kata Agati lagi. (rya)