Oleh: M. Nigara

Aneh jika Arief Budiman menganggap biasa saja.

ASTAGHFIRULLAH. Ingin rasanya saya berteriak ketika melihat ketua KPU di televisi saat dimintai komentarnya soal Kertas Gila dari Malaysia (kertas pemilihan yang telah dicoblos). Sungguh ada amarah yang membludak di dada saya.

“Jangan dilihat ini sesuatu yang berlebihan, biasa saja. Kami kalau ada kejadian seperti ini juga langsung cepat dan kami minta mereka melakukan pemberitahuan, tapi karena ini menyangkut beberapa hal yang bisa sangat sensitif karena berada di negara lain, maka kami melakukan pengecekan dengan sangat hati-hati,” kata Ketua KPU Arief Budiman dengan tenang saat jumpa pers di kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (11/4).

Gila, beratus kantong plastik yang berisi ribuan, puluhan ribu, bahkan ada yang menyebut 150 ribu surat suara tercoblos sebelum waktunya, dianggap biasa? Bahkan dalam video yang muncul di medsos, ada dua wanita yang dengan tenang merobek amplop putih, lalu mencoblos tanpa hak, dianggap biasa? Ada lagi seorang yang konon katanya warga Malaysia, juga melakukan hal sama, lalu dengan tenang menjawab pertanyaan soal upah, “Dapat 50 cen Malaysia persatu cucukan”. Juga dianggap biasa?

Terbuat dari apakah hatimu wahai ketua KPU? Tidakkah engkau merasa ucapanmu itu sungguh berbahaya? Tidakkah engkau takut ucapanmu justru bisa menimbulkan sesuatu yang ikut menentukan nasib bangsa?

Ketahuilah bung, jangankan puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu, satu lembar kertas suara dicoblos oleh yang tidak berhak saja, harus kau anggap luar biasa. Apa lagi terindikasi bahwa apa yang dilakukan di Malaysia itu terencana. Apa yang dilakukan secara brutal di Malaysia itu pasti terorganisir.

Anda, maaf ya, terkesan sangat aneh. Coba deh tengok, media asing saja sudah menganggap kasus itu sebagai skandal besar, eeee kok Anda menganggap biasa saja. Atau, jangan-jangan Anda hmm…. (*)

(*) Wartawan Senior, Mantan Wasekjen PWI