Kalimat dalam bahasa Sunda ini pasti banyak muncul dalam korespondensi atau surat menyurat mesra (surat cinta, red) di tahun 50, 60, 70, 80 dan mungkin sampai tahun 90-an).
“Sedihmu itu sedihku,
Senangmu itu senangku”.
#Eeeaaaaaa
Pengungkap rasa sepenanggungan yang romantis, bukan…
Entah, apakah saat ini masih banyak yang suka menulis surat cinta untuk kekasihnya…?
Atau, jangan-jangan kamu masih menyimpan surat-surat cinta lama itu?😃😃😃
Salam dari Bogor