Hetifah Sjaifudian

Kastara.ID, Jakarta – Memasuki tahun ajaran baru untuk para pelajar, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengungkapkan salah satu yang memiliki peran sentral dalam menyukseskan pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah orang tua. Oleh sebab itu, ia berharap para guru dan wali murid untuk meningkatkan komunikasi dalam rangka pengajaran untuk anak didik. Karena di masa pandemi virus Corona (Covid-19), pembelajaran untuk para siswa diselenggarakan secara tidak biasa.

Sebagaimana telah disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam pengumuman keputusan bersama empat kementerian (15/6) lalu, hanya daerah zona hijau yang diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka, itupun dengan protokol yang sangat ketat. Ini berarti sebagian besar sekolah masih melaksanakan PJJ. Hetifah berpesan, komunikasi guru dengan orang tua dijalin secara intensif.

“Komunikasi antar guru dan orang tua harus ditingkatkan, agar guru dapat mengerti bagaimana keadaan orang tua di rumah. Karena keadaan setiap keluarga berbeda-beda, maka tidak bisa disamaratakan. Bisa ada kebijakan-kebijakan khusus dari sekolah bagi keluarga-keluarga yang memang membutuhkan,” papar Hetifah dalam siaran persnya, Senin (13/7).

Politisi Fraksi Partai Golkar ini pun memberikan semangat kepada para orang tua murid. “Kepada para orang tua murid, saya tahu ini masa-masa yang sulit. Saya harap ini tidak terlalu menjadi beban mental untuk mencapai target-target tertentu. Kesehatan fisik maupun psikologis orangtua dan anak di masa sulit ini adalah yang paling utama,” ucapnya sembari berpesan jika ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi orang tua dalam PJJ, sebaiknya dikomunikasikan ke pihak sekolah.

Hetifah berharap pihak sekolah telah lebih siap untuk melaksanakan PJJ dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. “Beberapa bulan ini kita semua sudah sama-sama beradaptasi, contohnya dengan penggunaan teknologi. Saya harap sekolah dan guru dapat mulai menggunakan platform-platform pembelajaran yang ada, karena berdasarkan survei banyak yang masih belum digunakan. Padahal itu sangat bermanfaat dan membantu proses pembelajaran,” jelasnya.

Hetifah menambahkan, tahun ajaran baru ini berbeda dari tahun-tahun ajaran sebelumnya. Oleh karena itu, persiapan dan target-targetnya juga berbeda. “Jangan disamakan seperti saat kita dalam keadaan normal,” ujarnya. Hetifah mencontohkan, dalam penerapan kompetensi dasar siswa, tidak semuanya perlu dikejar.

“Guru sebaiknya dapat memilah-milah mana kompetensi yang benar-benar harus dicapai siswa, mana yang bisa dikesampingkan dahulu. Sebaiknya tidak membebani siswa dan orang tua dengan target-target yang terlalu sulit dicapai dengan pembelajaran jarak jauh. Kemendikbud saya harap bisa segera meluncurkan kurikulum darurat yang katanya sedang disusun, agar guru-guru seluruh Indonesia memiliki acuan yang sama dalam pemangkasan tersebut,” imbuh legislator dapil Kalimantan Timur ini. (rso)