SDM Transportasi

Kastara.ID, Jakarta – Sinergi antara Pemerintah dengan stakeholder terkait di sektor transportasi diperlukan untuk mewujudkan link and match atau kesesuaian antara kebutuhan dengan penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor transportasi. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Djoko Sasono saat memberikan keynote speech Pra Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) BPSDM Perhubungan Tahun 2019 di Hotel Grand Mercure Kemayoran Jakarta, Selasa (13/8).

Penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi merupakan tanggung jawab bersama. Perlu dilakukan sinergi yang baik antara pemerintah (regulator), operator, dan industri transportasi di dalam penerapannya. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker).

“Kita tidak boleh terkotak-kotak. Kita bicara dalam tataran yang utuh dan lengkap. Kita harus berpikirnya value (nilai). Membangun SDM tidak mudah,” sebut Djoko.

Djoko mengatakan, Indonesia memiliki jumlah penduduk sekitar 260 juta jiwa. Hal tersebut merupakan sebuah kekuatan besar untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan kemajuan bangsa. Dengan semakin masifnya pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia, tentunya membutuhkan perencanaan pembangunan SDM yang baik khususnya di bidang transportasi.

Hal tersebut sejalan dengan fokus pemerintah yang menjadikan SDM sebagai prioritas di tahun 2019 dalam rangka menjaga keberlangsungan pembangunan nasional.

“Oleh karena itu, diperlukan sinergi membangun SDM Transportasi dalam mewujudkan transportasi yang unggul. Salah satunya melalui pendidikan vokasi,” ujarnya.

Pendidikan vokasi menjadi salah satu roadmap yang disusun oleh Kementerian Koordinator Perekonomian yang telah ditunjuk oleh Presiden dalam upaya mengimplementasikan RPJMN 2020-2024 dengan tiga poin penting yaitu Sinkronisasi pendidikan dan pelatihan; Mencegah ketidakcocokan (mismatch) antara dunia kerja dengan sektor pendidikan; dan Bagaimana mendorong kurikulum yang lebih memperbanyak unsur magang (praktik kerja).

“Badan Pengembangan SDM Perhubungan harus merumuskan model Pendidikan dan kompetensi lulusan di masing-masing sekolah di lingkungan BPSDM yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan sudah menyesuaikan terhadap perkembangan teknologi sehingga tercipta link and match antara kebutuhan pasar dengan penyediaannya,” pungkas Djoko. (mar)