Tambak Udang

Kastara.ID, Pandeglang – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo memastikan Pemerintah akan menjamin iklim usaha perudangan nasional lebih kondusif dan ramah investasi. Hal tersebut ditegaskan Edhy saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Pandeglang-Banten, Selasa (11/8).

Menteri Edhy memastikan pelaku usaha maupun investor untuk tidak lagi merasa ragu terjun dalam bisnis budidaya udang. Menurutnya, saat ini Pemerintah tengah memfasilitasi penyederhanaan berbagai jenis izin yang tidak diperlukan dan dinilai menghambat investasi masuk di usaha ini.

“Berkali kali selalu saya tegaskan, bahwa sebagai pelayan masyarakat, KKP akan selalu hadir untuk memfasilitasi para pelaku usaha mendapat berbagai kemudahan akses. Masalah perizinan yang kemarin banyak dikeluhkan diberbagai daerah, kami dengan lintas sektoral terkait sudah sepakat melakukan penyederhanaan perizinan. Secara administratif nanti yang keluarkan izin usaha (SIUP) hanya satu pintu yakni di BKPM, jadi lebih efisien. Jika izin lebih efisien, saya rasa ini yang akan memicu banyak minat investasi. Masalah permodalan, kami juga mendorong untuk mengakses kredit program seperti KUR, dananya masih banyak untuk diserap. Kemarin BNI sudah berkomitmen, siap mengucurkan pinjaman modal untuk usaha budidaya skala besar,” tegas Edhy.

Khusus untuk pengembangan tambak udang di Kabupaten Pandeglang, Edhy menyampaikan akan mendorong program 100 Ha tambak dengan sistem pengelolaan berbasis klaster.

“Bapak ibu tidak usah khawatir, kalian tidak sendiri. Seluruh eselon 1 di KKP sekarang bersatu melayani masyarakat langsung. Apa masalahnya kita akan tanggap untuk cari solusi,” pungkas Edhy.

Sementara Bupati Pandeglang Irna Narulita yang turut hadir mendampingi Menteri KP, mengatakan bahwa potensi untuk pengembangan tambak udang di Kabupaten Pandeglang cukup besar. Oleh karenanya, ia meminta dukungan langsung dari pemerintah pusat untuk memfasilitasi pengembangannya.

“Kita punya potensi besar, namun masalahnya budidaya udang ini butuh modal besar, sehingga hingga saat ini pemanfaatannya masih minim. Saya berharap kehadiran pak Menteri ke sini bisa menjadi motivasi dan tentu berbagai program dan kemudahan yang ditawarkan secara langsung bisa memicu minat pelaku usaha dan investor untuk berbudidaya udang. Dengan begitu, perekonomian masyarakat bisa terangkat,” ungkap Irna.

Produktivitas Tinggi
Di sela kunjungan kerjanya, Menteri Edhy didampingi Dirjen Perikanan Budidaya dan Bupati Pandeglang melakukan panen udang di Tambak milik PT Ujung Kulon Sukses Makmur Abadi di Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang. Total produksi yang dipanen mencapai 297,5 ton size 24-28 dengan nilai ekonomi mencapai 31,23 miliar rupiah.

Total panen tersebut berasal 29 kolam di antaranya 19 kolam berukuran 3600 m2 kurang lebih mencapai 12,5 ton per kolam dan 10 kolam berukuran 2000 m2 kurang lebih mencapai 6 ton per kolam. Masa pemeliharaan 120-125 hari dengan padat tebar kurang lebih 125 ekor per m2.

Saat dimintai keterangannya, pemilik perusahaan, Buntara, mengatakan bahwa perusahaannya telah memulai aktivitas budidaya sejak tahun 2007. Pada tahun 2018 kemarin mencapai puncaknya dengan total produksi yang dihasilkan mencapai 1.600 ton per tahun dengan omzet 1 tahun bisa mencapai kurang lebih 150 miliar.

Buntara juga membeberkan kunci sukses bisnis yang ia geluti. Menurutnya pola pengelolaan dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan adalah faktor yang paling utama. Ketersediaan IPAL yang efektif dan selalu menjaga kelestarian ekosistem adalah mutlak yang harus ada dan dilakukan dalam budidaya udang apalagi teknologi intensif. Ia juga mengaku, dengan tetap menjaga kualitas lingkungan melalui pengelolaan limbah yang efektif kendala hama dan penyakit tidak menjadi hal yang berarti.

“Kami bisa berhasil karena komitmen untuk menjaga kualitas lingkungan. Terutama pengelolaan limbah. Disamping itu ada tiga kunci lainnya, yakni jangan tebar terlalu padat, jangan takut masalah karena setiap masalah akan menjadi ilmu baru dan terakhir sabar,” bebernya.

Buntara juga mengapresiasi langkah KKP dalam menyederhanakan perizinan yang berbelit dan memberatkan. “Saya sangat berterima kasih pada bapak Menteri, karena akan memberikan kemudahan terkait perizinan yang saat ini lebih efisien. Saya rasa ini jadi langkah positif untuk mempercepat peningkatan produksi udang nasional. Udang ini unik, selain pasar yang stabil, kita ini penjual posisinya raja karena bisa mengatur pembeli. Oleh karenanya saya optimis bisnis ini akan terus punya prospek cerah,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto bahwa pihaknya terus mendorong penerapan budidaya udang berkelanjutan, termasuk di dalamnya kewajiban memiliki IPAL yang efektif. Slamet juga menambahkan, best  practice keberhasilan sistem ini telah banyak di berbagai daerah dan saat ini banyak investor yang mulai tertarik dalam bisnis udang ini.

“Pengelolaan limbah melalui IPAL adalah syarat mutlak yang wajib dipenuhi para pelaku usaha. Ini juga akan menjamin keberlanjutan budidaya. Oleh karenanya, KKP saat ini terus mendorong pengembangan budidaya udang berkelanjutan berbasis klaster di beberapa daerah dan di Pandeglang hal yang sama perlu dilakukan, sehingga produktivitas juga naik”, jelas Slamet.

Slamet juga mengatakan optimis target peningkatan nilai ekspor sebesar 250% akan tercapai.

“Dengan melihat status perkembangan budidaya udang yang sangat dinamis, kami optimis target yang telah kita tetapkan bisa tercapai. Untuk merebut pangsa pasar ekspor tentu syaratnya ada dua yakni produktivitas terjamin dan daya saing produk yang tinggi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menghimbau para pelaku usaha untuk konsisten menerapkan kaidah Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB). Ini syarat mutlak non tarif barier yang harus dipenuhi agar produk kita bisa diterima di pasar global,” tegas Slamet. (wepe)