Kastara.id, Makkah – Usai melontar Jumrah Aqabah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bergabung dengan ribuan jamaah haji Indonesia menginap (mabit) di Mina. Berangkat dari Kantor Daker Makkah, Senin (12/9) pukul 16.00 waktu Arab Saudi, Menag berjalan kaki menuju Jamarat untuk lontar Aqabah, lalu menuju tenda misi haji di Mina.

“Saya mengunjungi klinik kesehatan kita yang ada di Mina. Kondisinya penuh, banyak jamaah kita yang lansia kelelahan, dan dehidrasi,” kata Menag usai meninjau Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mina.

Meski demikian, Menag merasa kepadatan di KKHI Mina masih dalam batas toleransi karena umumnya jamaah yang berobat disebabkan kelelahan setelah dari Arafah lalu melakukan perjalanan panjang untuk tawaf ifadlah di Masjidil Haram dan lontar jumrah di Jamarat dengan berjalan kaki. “Beberapa tadi sudah dengan cepat ditangani tim kesehatan kita, lalu sekarang mereka menunggu beberapa saat untuk recovery kembali,” ujar Menag.

Menag meminta jamaah haji Indonesia agar disiplin dalam mengatur stamina dan menjaga kondisi fisik. Menurutnya, selama di Mina, jamaah haji sangat memerlukan stamina yang baik dan persediaan tenaga yang banyak. “Karena kita harus menempuh perjalanan dari tenda kita masing-masing menuju jamarat untuk lontar jumrah lalu kembali lagi, itu dalam masa tempuh yang tidak sebentar,” katanya.

Selain pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan dengan baik dan minum yang cukup, jamaah diminta agar pintar dalam mengatur waktu beristirahat, serta tidak menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting. “Imbauan saya, setelah ibadah dilaksanakan, cepat kembali ke tenda masing-masing untuk istirahat. Karena waktu istirahat itulah saat kita recovery, memulihkan kembali kondisi kesehatan kita,” ujar Menag.

Malam pertama di Mina, Menag Lukman juga sempat melihat motor butut yang digunakan oleh petugas Satgas Mina untuk mengantar jamaah yang tersesat jalan. Motor bercat merah itu dikenal dengan nama Astuti, singkatan dari Astrea Tujuh Tiga.

“Mungkin di Indonesia sudah tidak ada motor tersebut, tapi di sini sangat bermanfaat karena sangat strategis dalam membantu, khususnya jamaah kita yang tersesat dan kelelahan sehingga bisa dibawa kembali oleh petugas kita yang stand by 24 jam di sini,” kata Menag.

Menag sendiri menyempatkan diri untuk mengecek kondisi motor. Meski umur produksinya sudah tua, motor Astuti itu terbukti masih berdaya guna sebagai moda transportasi pengantar jamaah haji Indonesia selama di Mina.

Disinggung soal kemungkinan melakukan pembaruan moda transportasi tersebut, Menag mengatakan kalau hal itu berpulang pada kebijakan Pemerintah Arab Saudi, apakah memberikan izin atau tidak. “Kalau melihat efektifitasnya, itu sangat efektif. Karena sepeda motor punya keunggulan bisa masuk dalam area yang sempit dalam radius tertentu, tapi tentu ini harus dengan izin otoritas Saudi. Kalau itu ada persetujuan, tentu akan kita tambah armada kita karena efektifitas itu tadi,” ujar Menag. (npm)