HajiPetugas haji Daker Bandara sigap layani jemaah dengan ojek payung. (Dok: MCH Bandara)

Kastara.id, Madinah – Jarum jam menunjukkan pukul 12.05 siang. Di Madinah, seperti biasanya, matahari sedang terik-teriknya. Dipantulkan aspal Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, terik jadi berlipat-lipat. Termometer mencatat angka 43 derajat celsius.

Pada puncak panas seperti itu, tiba bus-bus rombongan Kloter SUB-048 Debarkasi Surabaya. Sesemi (57 tahun) seorang jemaah asal Lamongan salah satu yang turun dari bus itu hari. “Ya Allah, panase,” kata dia kepada Media Center Haji (MCH) Daker Bandara, begitu turun dari bus pada Rabu (12/9) kemarin.

Juriyansyah, salah seorang petugas Daker Bandara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bandara langsung dengan cekatan merapat. Ia kembangkan payungnya dan kemudian melindungi Sesemi dari terik. “Waduh makasih, Pak. Makasih banyak,” kata Sesemi.

Sementara Kartika, petugas Daker Bandara lainnya juga nampak memayungi Soimatun (56) jemaah lainnya. Soimatun nampak berjalan tertatih-tatih dari bus. “Saya baru habis dirawat di rumah sakit enam hari,” kata dia.

Beberapa hari belakangan, pemandangan petugas Daker Bandara membawa payung di Bandara Madinah jadi marak. Hal ini sehubungan terik yang makin menjadi-jadi sementara jarak dari bus menuju paviliun bisa mencapai 30 hingga seratus meter. Dengan paparan terik demikian, jemaah lansia dan yang sedang sakit terancam kesehatannya.

“Kami lihat jemaah lama memilih-milih tas di samping bus dan kepanasan, sebab itu langsung kami payungi,” kata Endang Maman, pelaksana tugas Daker Bandara. Para petugas Daker Bandara memanfaatkan payung jemaah yang dilarang pihak maskapai masuk pesawat.

“Banyak jemaah yang kepanasan dan memakai kursi roda, kasihan mereka. Makanya setiap petugas bawa payung. Mereka suka, lucu kata jemaah, ada yang bilang ojek payung pula,” kata Febry Lazuardi, petugas Daker Bandara lainnya.

Ketua Sektor 1 Daker Bandara, Misroni, perlindungan para jemaah dari teriknya Madinah memang penting sekali. Ia juga mengharapkan, ketua kloter dan ketua rombongan bisa memberi arahan agar jemaah membawa payung bila bertolak ke Bandara Madinah siang hari menuju pemulangan.

Hal ini untuk menghindari para jemaah terkena dehidrasi. Terlebih, jumlah petugas tak cukup bila harus memayungi jemaah satu per satu. “Di tengah cuaca panas seperti ini, payung itu penting sekali,” kata dia di Bandara Madinah. (put)