Rumput Laut

Kastara.ID, Jakarta – Sebanyak 281 pembudidaya di kawasan konservasi perairan Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat bantuan bibit dan sarana prasarana budidaya rumput laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menggenjot produksi rumput laut di NTT.

Bantuan sebanyak 16,86 ton bibit rumput laut, 204 rol tali dan 36 rol waring tersebut diserahkan secara langsung di Pantai Paro, Desa Menia, Kec. Sabu Barat, Kab. Sabu Raijua, NTT, pada Rabu (4/11) lalu, dan disaksikan Pejabat Sementara (Pjs.) Bupati Sabu Raijua, Ferdi Kapitan.

Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL), Tb Haeru Rahayu yang akrab dipanggil Tebe menjelaskan, bantuan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan simbolis penyerahan bantuan bibit rumput dan sarana prasarana budidaya rumput oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang disaksikan langsung oleh Gubernur NTT di Kupang pada tanggal. 28 Agustus 2020.

“Salah satu program prioritas utama KKP untuk menunjang kesejahteraan masyarakat adalah melalui peningkatan dukungan terhadap kegiatan budidaya rumput laut, termasuk dukungan pengembangan budidaya rumput laut di kawasan konservasi di TNP Laut Sawu,” ujar Tebe di Jakarta.

Sementara Plt. Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi, yang menyerahkan bantuan, mengungkapkan pembudidaya rumput laut penerima bantuan tersebut berasal dari Kecamatan Sabu Liae yang meliputi Desa Ledetalo sebanyak 22 orang, Desa Ledeke sebanyak 27 orang, Desa Waduwalla sebanyak 27 orang dan Desa Eilogo sebanyak 42 orang serta dari Desa Molie, Kecamatan Hawu Mehara sebanyak 163 orang.

“BKKPN Kupang terus berupaya untuk mendukung dan mengembangkan produksi rumput laut di wilayah Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, NTT,” jelas Imam.

Rumput laut merupakan salah satu komoditas strategis dalam program revitalisasi perikanan di samping udang dan tuna. Beberapa keunggulan komoditas rumput laut antara lain peluang ekspor yang terbuka luas, harga relatif stabil, belum ada kuota perdagangan bagi rumput laut dan merupakan komoditas yang tak tergantikan dikarenakan tidak ada produk sintetisnya. Selain itu, teknologi pembudidayaannya yang sederhana, kebutuhan modal relatif kecil dan siklus pembudidayaannya relatif singkat sehingga cepat memberikan keuntungan dan memudahkan masyarakat dalam mengaplikasikannya.

Saat ini rumput laut merupakan salah satu produk laut unggulan di Kabupaten Sabu Raijua. Dalam beberapa tahun terakhir, hasil rumput laut di wilayah ini berkembang pesat dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat khususnya yang tinggal di pesisir pantai.

“Kami berharap bantuan ini dapat membantu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua,” kata Imam.

Pjs. Bupati Sabu Raijua, Ferdi Kapitan menyampaikan dalam sambutannya pada kegiatan penyerahan bantuan menyebutkan bahwa Kab. Sabu Raijua, NTT memiliki potensi budidaya rumput laut yang besar.

“Produksi rumput laut di Kab. Sabu Raijua pada tahun sebelumnya menyumbang sebanyak 11 ribu ton kering produksi rumput laut di Indonesia. Diperkirakan luas areal potensial untuk budidaya rumput laut di Kab. Sabu Raijua sebesar 2.364,67 hektare dan saat ini luas areal olahan sekitar 276,74 hektare,” ucap Ferdi.

Ferdi juga menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan oleh KKP akan sangat membantu meningkatkan kualitas rumput laut dari pembudidaya. “Derajat kekotoran pada rumput laut juga berpengaruh pada kualitas rumput laut sehingga tahap penjemuran akan berpengaruh dan teknologi waring yang diberikan sebagai bantuan dapat membantu proses ini,” tandasnya. (mar)