Panen Raya

Kastara.id, Jakarta – Menteri Pertanian era Presiden Megawati Soekarnoputri, Bungaran Saragih mengatakan, pemerintah harus percaya sepenuhnya kepada Kementerian Pertanian (Kementan) terkait produksi beras.

“Menteri Pertanian (Amran Sulaiman) sudah bekerja keras ini terbukti tidak ada impor selama 3 tahun. Saya juga ikuti terus aktivitas Mentan, sungguh luar biasa, hargai kerja keras petani,” ujar Bungaran di Jakarta, Sabtu (13/1).

Menurutnya, saat ini seharusnya kebijakan impor beras tidak dibutuhkan karena petani di Tanah Air tengah merayakan panen raya.

“Hanya dalam hitungan hari Indonesia akan memasuki masa panen raya di akhir Januari hingga Maret, ke depan kita akan panen raya. Untuk apa dan untuk siapa impor?” tanya Bungaran.

Dia juga mengimbau Presiden Joko Widodo agar percaya pada data yang dikeluarkan oleh Kementan. Bila Menteri Amran mengatakan bahwa produksi beras cukup untuk kebutuhan dalam negeri mengapa harus ada kebijakan impor.

“Kita harus mempercayai Menteri Pertanian, yang bertanggung jawab pada produksi dan petani. Bila Mentan mengatakan bahwa produksi cukup, kenapa harus impor,” pungkas Bungaran

Sementara Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih meminta Presiden Joko Widodo untuk segera mengevaluasi kementerian yang gagal wujudkan kedaulatan pangan. Kita impor 500 ribu ton beras berarti kan gagal swasembada.

Menurut Henry, kenaikan harga beras tak hanya merugikan konsumen di perkotaan. “Petani padi sendiri juga adalah konsumen yang membeli beras dengan harga yang tinggi,” ujarnya.

SPI menyatakan, kebijakan impor harus dilakukan secara hati-hati. Sebab, puncak panen raya akan berjalan pada bulan Maret dan April. Pantauannya, masa tanam yang dilakukan petani SPI di Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah baru memasuki masa tanam pada Desember 2017. (mar)