Ganang Soedirman

Oleh: Jaya Suprana

NASKAH “Kemesraan Ini” (13 Januari 2020) memperoleh banyak tanggapan. Kesemuanya positif selaras indahnya kemesraan. Tanpa sedikit pun mengecilkan penghargaan bagi para penanggap, akibat keterbatasan ruang pada naskah yang sedang Anda baca ini, terpaksa saya hanya memetik sebuah tanggapan saja.

Ganang
Ketua Bidang Keprajuritan dan Veteran PKPI Ganang Soedirman berbaik hati untuk menyampaikan tanggapan terhadap naskah “Kemesraan Ini” sebagai berikut, “Bangsa ini selalu begitu. Bersatu padu bila ada “musuh bersama”. Tapi bila sudah usai, kembali “cakar-cakaran sendiri sesama Anak Bangsa”. Semoga setelah ini ada “bangsa lain yang nakal kembali” agar “Kemesraan Ini” tidak cepat berlalu “.

Bung Karno, Bung Hatta, Pak Dirman
Setelah saya mengucapkan terima kasih atas tanggapan bijak Mas Ganang yang mewarisi kearif-bijaksanaan Eyang Beliau yaitu Jenderal Besar TNI Soedirman, sang cucu Pak Dirman lanjut menanggapi dengan kisah luar biasa bijak sebagai berikut:

Dulu sekali ketika sedang duduk sore dengan Eyang Putri Soedirman sambil menunggu saat berbuka puasa. Saya melihat foto Bung Karno, Bung Hatta dan Pak Dirman sedang bertiga duduk bersama. Saya berujar, “Sungguh beruntung Indonesia kala itu. Dianugerahi Orang-Orang Besar seperti ini”.

Eyang Putri justru menjawab, “Tidak Nak. Yang beruntung justru mereka bertiga. Mereka bertiga justru beruntung. Dianugerahi hidup di tengah-tengah Bangsa Yang Besar ini. Tanpa Bangsa Yang Besar ini, mereka bertiga tidak akan bisa duduk di sana dan bukan siapa-siapa. Jangan terkecoh dengan pandangan sesaat, Nak! Renungkan hal tersebut dengan baik dan bijaksana “.

Anugerah
Kisah Mas Ganang tentang keberuntungan Tiga Serangkai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia, yang dikisahkan secara mengharukan oleh Eyang Putri Mas Ganang yaitu tak kurang dari Isteri Jenderal Besar TNI Soedirman, menyadarkan diri saya yang penuh kekurangan ini, untuk senantiasa mensyukuri keberuntungan saya memperoleh Anugerah Kemurahan Hati Yang Maha Kuasa bagi saya, untuk dilahirkan lalu hidup sampai nanti menghembuskan napas terakhir sebagai warga bangsa Indonesia.

AMIN. (*)

* Penulis bersyukur menjadi warga bangsa Indonesia.