Badminton Asia Team Championships

Kastara.ID, Jakarta – Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI Eng Hian tengah mempersiapkan program khusus untuk ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyusul keputusan ditundanya penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tahun depan.

Greysia/Apriyani yang kini duduk di peringkat delapan dunia, merupakan ganda putri andalan Indonesia di ajang olimpiade. Namun mundurnya olimpiade menjadi satu tantangan buat pasangan ini, terutama bagi Greysia yang sudah tak lagi muda. Pemain kelahiran 11 Agustus 1987 ini mesti bisa menjaga kondisi dan staminanya hingga event akbar tersebut.

Greysia/Apriyani yang telah dipersiapkan untuk mencapai peak performance mereka di olimpiade pada tahun ini, harus mengikuti penyesuaian program dengan jadwal baru olimpiade.

“Sudah menjadi risiko dengan ditundanya olimpiade, ada PR untuk menjaga performa Greysia di tahun depan. Saya sudah mempersiapkan program khusus untuk Greysia, dibantu dari tim strength and conditioning, tim nutrisi dan dokter PBSI,” ungkap Eng seperti dilansir Badmintonindonesia.org.

Pada masa karantina tertutup di tengah wabah Covid-19, tim pelatnas tidak bisa menjalankan latihan seperti biasa. Eng memanfaatkan momen ini untuk fokus ke rehabilitasi cedera yang dialami para atletnya.

“Nanti di awal Juli baru akan masuk ke sesi penguatan otot-otot pendukung supaya tidak terjadi cedera lagi,” lanjut peraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 bersama Flandy Limpele ini.

Meski punya tantangan menjaga kondisi Greysia untuk setahun ke depan, Eng mengatakan bahwa penundaan olimpiade juga berdampak positif bagi Apriyani yang merupakan pemain muda. Dua hal utama yang menjadi fokus Eng pada pasangan juara Daihatsu Indonesia Masters 2020 ini adalah peningkatan power dan skills.

“Situasi seperti ini ada plus-minusnya. Minusnya adalah saya harus lebih hati-hati dengan penjagaan kondisi fisik Greysia, tapi positifnya, saya bisa dapat waktu lebih untuk mengasah kematangan Apri,” kata Eng.

Tak hanya Greysia/Apriyani yang menjadi perhatian Eng, tetapi juga pemain pelapis dan pemain muda di skuad ganda putri pelatnas yang tak bisa bertanding akibat seluruh turnamen dibatalkan oleh BWF (Badminton World Federation) akibat wabah Covid-19. Absen bertanding cukup lama tak membuat Eng khawatir akan anak-anak didiknya.

“Untuk pemain muda, di waktu ini saya gunakan untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan dasar lagi seperti meningkatkan massa ototnya, meningkatkan daya tahannya, dan meningkatkan power-nya,” beber Eng.

“Kalau dampak dari absen turnamen, saya tidak terlalu khawatir karena kan situasi yang membuat turnamennya ditunda,” lanjutnya.

Eng mengatakan bahwa ia dan tim pelatih ganda putri memberikan pengertian kepada para atletnya bahwa ini adalah waktunya meningkatkan kemampuan mereka tanpa diburu oleh jadwal turnamen. (tra)