HajiMenag Lukman didampingi Dirjen PHU Nizar Ali berbincang santai dengan jemaah terkait layanan dan fasilitas yang didapat.

Kastara.id, Makkah – “Assalamu’alaikum, halo, boleh saya masuk?” tanya sopan sesosok pria tegap di depan kamar 423 Hotel Taima Al Syisyah, Makkah, Senin (13/8) siang. Sosok berbalut busana putih itu tiada lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Ia hadir ke pondokan untuk menyapa secara langsung. Melihat dari dekat kondisi jemaah tanpa pemberitahuan terlebih dulu. Jadilah siang itu Menag ngobrol santai dengan dua jemaah laki-laki —satu di antaranya hanya kenakan celana pendek kolor.

“Bagaimana kondisi kamar, nyaman tidak?” Menag mencoba mencari jawaban jujur. Keduanya kompak menjawab. “Nyaman Pak Menteri, kami jadi betah di sini.” Soal makanan, mereka menjawab, “Enak, Indonesia banget.”

Usai dialog singkat, Menag undur diri, beralih ke kamar lain untuk menemui jemaah yang ternyata telah berjubel ingin bertatap muka langsung, syukur-syukur berkesempatan swafoto bersama putra mantan Menag KH Saifuddin Zuhri (alm) itu.

Sosok Menag Lukman memang menjadi magnet tersendiri bagi jemaah. Di mana pun berada, jemaah merasa cepat akrab karena keramahan yang tak pernah ia buat. “Baik banget ya Pak Menteri kita, ramah lagi,” ujar salah satu jemaah, Dadang Suwarga, yang berasal dari Kloter JKS-56.

Lain halnya dengan Muh. Thoif, yang berasal dari JKS-53, justru meminta agar dikurangi lauk daging. “Kalau daging mulu nanti bisa kolesterol tinggi,” pintanya yang disambut senyum Menag dan rombongan lainnya. Sementara jemaah lainnya, Yudi asal Bekasi, mengaku layanan yang ia terima saat ini berbeda jauh dengan cerita yang disampaikan kedua orang tuanya. “Sekarang layanannya bagus banget, beda dengan cerita naik haji orang tua saya dulu,” ujarnya.

Kuota Haji

Siang itu, Menag didampingi Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Nizar Ali dan Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono, serta jajaran eselon II Kemenag lainnya.

Dengan mengunjungi secara langsung, Menag mengaku mendapatkan gambaran secara riil layanan yang didapat jemaah. “Saya bisa mendapatkan gambaran umum secara riil layanan yang didapat jemaah,” kata Menag. Layanan yang dimaksud antara lain terkait kamar hotel, katering, dan operasional bus salawat 24 jam. “Juga hal ihwal lainnya yang terkait dengan ibadah haji,” imbuhnya lagi.

Saat disinggung penambahan kuota, Menag memastikan yang terpenting adalah fasilitas di Mina. “Jika area Mina dapat dibangun tenda bertingkat, juga penambahan fasilitas toilet, maka penambahan kuota bukan sesuatu yang sulit diwujudkan,” tandasnya.

Apalagi menurut Menag, merujuk pernyataan Dubes Indonesia untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, saat ini merupakan masa keemasan hubungan diplomatik kedua negara. “Pemerintah Saudi sangat mengapresiasi Indonesia dalam hal penyelenggaraan ibadah haji,” sambung Menag. “Percayalah bahwa kami terus berusaha meyakinkan Saudi untuk dapat menambah fasilitas di Mina, sehingga penambahan kuota hanya soal waktu saja,” lanjutnya lagi.

Ketika fasilitas Mina ditambah dan berujung pada peningkatan kuota haji, dipastikan menerbitkan senyum bagi jutaan masyarakat Indonesia yang saat ini berada di daftar tunggu haji. Serupa senyuman seorang kakek yang sedari tadi duduk di hadapan Menag. Ia mengacungkan tangan.

Menag menyapa, “Ingin tanya apa, Pak?” Kakek menjawab polos, “Saya tidak ingin tanya, cuma mau foto berdua,” ujarnya langsung berdiri dan memeluk Menag. Semoga keakraban Menag dan jemaah menjadi pertanda nyata bahwa perbaikan pelayanan haji itu memang terus meningkat dari waktu ke waktu. (put)