COVID-19

Kastara.ID, Jakarta – Mewabahnya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), harus dimaknai dengan pembelajaran untuk melakukan lompatan kemajuan sebagai bangsa dan negara. Hasilnya, melalui pandemi seluruh pemangku kepentingan dapat berpikir secara inovatif dari prosedur yang panjang menjadi lebih singkat.

“Jangan menyia-nyiakan pelajaran yang diberikan oleh krisis. Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran. Justru momentum krisis ini harus kita bajak untuk melakukan lompatan kemajuan,” ujar kata Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD, Jumat (14/8).

Menurut dia, adanya krisis Covid-19 membuat setiap individu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi keterbatasan saat ini. Sudah tidak bisa lagi, menggunakan cara normal yang seperti saat sebelum terjadinya pandemi. Akhirnya, menuntut masyarakat berpikir lebih inovatif sebagai alternatif mengatasi keterbatasan yang diakibatkan oleh wabah ini.

“Krisis ini telah memaksa kita untuk menggeser channel cara kerja. Dari cara-cara normal menjadi cara-cara ekstra-normal. Dari cara-cara biasa menjadi cara-cara luar biasa,” katanya.

Pasca mendapatkan pelajaran yang berharga tersebut, lanjut Presiden, seluruh komponen dari pemerintah hingga masyarakat bergerak cepat dalam melakukan reformasi fundamental. Tujuannya, menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia yang terjadi saat ini yang sedang kesulitan akibat ulah virus Covid-19.

“Ketika krisis kesehatan tersebut berdampak pada perekonomian nasional, kita juga harus cepat bergerak,” imbuhnya.

Bentuk gerak cepat pemerintah antara lain: memberikan bantuan sosial bagi masyarakat melalui bantuan sembako, bansos tunai, subsidi dan diskon tarif listrik, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa, subsidi gaji, membantu UMKM untuk memperoleh restrukturisasi kredit, dan Bantuan Presiden (Banpres) modal darurat, Program Prakerja.

“Sesuatu yang tidak mudah. Untuk itu semua, pemerintah cepat melakukan perubahan rumusan program dan menyesuaikan program kerja dengan situasi terkini,” pungkasnya. (ant)