Layanan Bus

Kastara.ID, Jakarta – Layanan Bus Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion) yang diluncurkan tiga pekan lalu di sekitar wilayah Bogor mulai diminati masyarakat.

Sebagaimana diketahui dalam tiga pekan terakhir Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bekerja sama dengan Perum PPD dan Pemerintah Daerah setempat telah melakukan uji coba layanan JR Connexion di tiga lokasi, yaitu di Grand Central (sekitar stasiun Bogor), Perumahan Taman Sari Persada, dan Sentul City.

Kepala BPTJ Polana B. Pramesti menjelaskan, salah satu tujuan dari peluncuran layanan JR Connexion di sekitar Kota Bogor ini adalah memberikan alternatif layanan moda lain bagi pengguna KRL yang tidak terakomodir karena adanya penegakan protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19. Sifat layanan yang mendekat ke pemukiman serta point to point ke titik tujuan di Jakarta diharapkan dapat menarik masyarakat untuk menggunakan layanan ini.

“Dari mulai beroperasi pada 4 Agustus 2020, untuk rute Grand Central–Stasiun Juanda pada layanan pagi hari, rata-rata tercatat memuat sebanyak 23 orang penumpang setiap hari (kapasitas maksimal bus besar pada masa pandemi 25–30 penumpang). Untuk sore hari atau layanan sebaliknya, terdapat rata-rata 14 orang penumpang setiap hari,” ungkap Polana (14/8).

Sementara untuk rute Grand Central–Stasiun Tebet, untuk layanan pagi hari rata-rata terdapat penumpang sebanyak 14 orang per hari. Sementara untuk layanan dari Stasiun Tebet–Grand Central pada sore hari tercatat rata-rata pengguna layanan bus JR Connexion sebanyak 5 orang setiap hari.

Pada rute Grand Central–Stasiun Manggarai, untuk layanan pagi hari rata-rata terdapat 14 penumpang setiap hari. Adapun untuk layanan balik, baru tercatat rata-rata sebanyak 3 penumpang setiap sorenya.

Selaku operator, Perum PPD masih memberlakukan tarif promo sebesar Rp 15.000.
Untuk rute dari titik Taman Sari Persada yang diluncurkan 30 Juli 2020 dan mulai beroperasi 3 Agustus 2020, hingga 7 Agustus 2020 tercatat rute Taman Sari Persada–Juanda setiap pagi hari melayani rata-rata 10 penumpang per hari. Sementara untuk layanan balik pada sore hari, tercatat rata-rata sebanyak 9 penumpang yang memanfaatkan layanan ini setiap harinya.

Adapun untuk rute Taman Sari Persada–Blok M, pada layanan pagi hari rata-rata terdapat setidaknya 9 orang penumpang per hari. Untuk layanan balik pada sore hari, tercatat rata-rata sebanyak 10 penumpang setiap hari.

Selama masa promo, Perum PPD selaku operator menetapkan tarif sebesar Rp 15.000. Pengalaman operator biasanya membutukan waktu sekitar 6 (enam) bulan sejak peluncuran agar jumlah penumpang memadai.

Sementara itu untuk data penumpang layanan JR Connexion dengan rute Sentul City Kabupaten Bogor–Blok M, sejak diluncurkan layanan uji coba operasional pada 23 Juli 2020 hingga 7 Agustus 2020, pengguna layanan pagi hari tercatat rata-rata sebanyak 6 orang penumpang setiap hari. Adapun untuk layanan balik pada sore hari, rata-rata bus JR Connexion melayani penumpang sebanyak 12 orang setiap hari. Untuk rute ini, perum PPD menetapkan tarif promo sebesar Rp 25.000.

Menurut Polana, sejak diluncurkan pertama kali pada 14 Februari 2017, JR Connexion terus memperluas layanannya. “Saat ini kita terus berupaya agar capaian yang telah ditetapkan dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) bahwa pada tahun 2029 nanti moda share pemanfaatan angkutan umum oleh masyarakat Jabodetabek dapat mencapai 60 persen. Kita ingin JR Connexion dapat menjadi alernatif bagi masyarakat Jabodetabek dalam bermobilitas,” katanya.

Sampai saat ini menurut Polana, JR Connexion telah melayani setidaknya 44 rute. Untuk permukiman di wilayah Jabodetabek yang telah dilayani JR Connexion di antaranya Kabupaten Bogor sebanyak 14 rute, Kota Bekasi sebanyak 16 rute, Kabupaten Bekasi sebanyak 1 (satu) rute, Kabupaten Tangerang 12 rute, dan Kota Tangerang Selatan sebanyak 1 (satu) rute.

Sementara untuk operator, setidaknya terdapat 8 (delapan) operator yang telah menjalankan layanan JR Connexion. Kedelapan operator tersebut meliputi Perum PPD, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk, PT Sejahtera Cemerlang Trans, PT Sinarjaya Megah Langgeng, PT. Wifend Darmapersada, PT Royal Wisata Nusantara, PT Transportasi Jakarta, PT Alfa Omega Sehati Mitra.

Lebih lanjut Polana juga menyampaikan bahwa di tengah meningkatnya aktivitas masyarakat yang tidak terlepas dari semakin banyaknya sektor-sektor yang kembali beroperasi di tengah pandemi ini juga harus dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat untuk tetap memanfaatkan angkutan umum massal.

“Penegakan protokol kesehatan pada layanan angkutan umum massal menjadi faktor penting dalam menjaga kepercayaan supaya masyarakat tetap mau memanfaatkan angkutan umum massal, di antaranya pembatasan kapasitas tempat duduk untuk pemenuhan jaga jarak (physical distancing), penerapan protokol kesehatan juga dilakukan melalui kewajiban mengenakan masker, serta melakukan pengukuran suhu badan bagi para calon penumpang maupun awak bus. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko penularan Covid-19 semaksimal mungkin bagi para penumpang,” imbuhnya. (ant)